Angkat Ikon Lokal Dan Warisan Budaya, Wonosobo Tampil Memukau Di Jember Fashion Carnaval 2025
Kabupaten Wonosobo kembali mencuri perhatian nasional setelah tampil gemilang dalam ajang Wonderful Archipelago Carnival Indonesia (WACI), bagian dari Jember Fashion Carnaval (JFC) ke-23 yang mengusung tema besar “EVOLUXION”. Menjadi satu-satunya wakil dari Provinsi Jawa Tengah, Wonosobo menunjukkan kelasnya di panggung seni dan budaya bergengsi tingkat nasional, Sabtu, (9/8/20025).
Dalam WACI 2025, Wonosobo tampil membanggakan dengan menurunkan tim dari Wonosobo Extravaganza Costume Association (WECA) yang mempersembahkan 11 kostum memukau, hasil kolaborasi apik dengan Sanggar Ngesti Laras. Tak hanya kostum, pertunjukan seni tradisional juga memikat para penonton melalui penampilan 15 penari yang membawakan Tari Bundengan, Tari Nglaras, dan Tari Topeng Lengger Punjen, tiga tarian yang sarat makna dan warisan budaya Wonosobo.
“Alat musik Bundengan dan Tari Topeng Lengger Punjen merupakan ikon budaya yang telah ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda dari Kabupaten Wonosobo. Kami bangga bisa memperkenalkan kekayaan budaya ini ke panggung nasional,” ujar Fatonah Ismangil, Kabid Promosi dan Pemasaran Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Wonosobo.
Salah satu sorotan utama adalah kemunculan kostum pembuka yang unik dan berani: Kostum Biawak Wonosobo, terinspirasi dari patung biawak ikonik yang sempat viral dan menjadi buah bibir di tingkat nasional. Kostum ini bukan hanya menampilkan bentuk kreatif dari hewan legendaris Wonosobo, tetapi juga menyimbolkan kebangkitan identitas lokal melalui karya seni yang berkelas.
Kostum Biawak, bersama dengan Kostum Pringgitan Pendopo Kabupaten Wonosobo dan Kostum Domba Wonosobo, merupakan tiga karya terbaik dari ajang Wonosobo Night Fashion Carnival (WNFC) 2025 yang digelar pada 14 Juni lalu.
Tak hanya itu, Wonosobo juga menampilkan empat Kostum Ikon WNFC 2025 yang mewakili tema besar tahun ini, “Magnificent Heritage”, yaitu: Icon Mystical Heritage, Icon Artistry Heritage, Icon Artifact Heritage dan Icon Ancient Heritage. Kostum-kostum legendaris dari tahun-tahun sebelumnya pun turut hadir dalam versi terbaru, seperti Kostum Ruwatan Rambut Gimbal dan Lengger Punjen Mahakarya Setjanegaran, menunjukkan kesinambungan kreativitas yang terus berkembang.
Kesuksesan ini tak lepas dari kuatnya kolaborasi lintas sektor. Pembuatan kostum dan penyelenggaraan WNFC didukung oleh berbagai pihak, termasuk RSUD KRT Setjonegoro, Dinas Kesehatan Wonosobo, Bank Wonosobo, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Wonosobo, serta PT. Tambi Wonosobo. Sinergi antara komunitas kreatif, institusi, dan pemerintah daerah menjadi bukti bahwa pelestarian budaya bisa berjalan berdampingan dengan inovasi.
Wonosobo bukan sekadar tampil, tetapi mempersembahkan warisan dan identitas dalam bentuk paling artistik. Melalui ajang seperti JFC dan WACI, langkah-langkah strategis dalam mempromosikan budaya lokal terus didorong agar tidak hanya dikenal, tetapi juga dihargai di panggung nasional maupun internasional.
Utusan Khusus Presiden Bidang Pariwisata, Zita Anjani, saat membuka WACI 2025 menyampaikan rasa bangganya melihat semangat dan kreativitas daerah-daerah Indonesia dalam mempersembahkan kekayaan budayanya.
“Keren banget JFC! Saya terinspirasi, semoga setiap kabupaten/kota di Indonesia bisa menggelar karnaval sekelas ini. WACI bukan hanya pertunjukan, tapi adalah catwalk identitas bangsa, menunjukkan pada dunia bahwa Indonesia adalah negeri berjuta warna, berjuta warisan, dan berjuta potensi,” ungkapnya dalam sambutan.
Menurutn Zita, keberagaman budaya ditampilkan melalui busana dengan bentuk yang mempesona dalam WACI, sehingga pariwisata dan budaya ditampilkan dengan penuh kebanggaan.
0 Komentar