7 Anak Berambut Gembel Jalani Ritual Cukur Di Tepi Telaga Cebong Jadi Objek Bidikan Istimewa Bagi Fotografer, Kompak Minta Bebana Sepeda
Mengingat kekhasan dan segala keunikannya, sejak beberapa tahun terakhir, Pemerintah Kabupaten Wonosobo selalu berusaha untuk menjadikan ritual tersebut sebagai salah satu agenda dalam setiap peringatan Hari Jadi Kabupaten Wonosobo. Tak terkecuali pada peringatan HUT ke 189, dimana sebanyak 7 anak berambut gembel dari sekitar Dieng mengikuti ritual cukur, Sabtu 9 Agustus 2014. Mengambil tempat di tepi telaga Cebong, Desa Sembungan, Kecamatan Kejajar, ritual yang dihadiri Wakil Bupati, segenap unsur FKPD, Sekda, para pimpinan SKPD hingga Camat dari 15 Kecamatan tersebut digelar sangat meriah. Selain wisatawan lokal dan mancanegara yang tertarik mengikuti rangkaian prosesi, ratusan fotografer juga tak mau melewatkan momentum unik tersebut sebagai objek bidikan istimewa. Tak sedikit dari mereka bahkan rela menginap dengan mendirikan tenda di tepi telaga sejak sehari sebelumnya, demi mendapat sudut yang paling tepat ketika membidik objek sasaran.
Bagi para pelaku seni fotografi, tak hanya ritual cukur semata yang menjadi daya tarik, tapi juga karena latar belakang telaga yang demikian elok, serta hamparan perbukitan di sekitarnya, menjadikan setiap prosesi memiliki nilai tersendiri ketika diabadikan. Permintaan benda-benda yang menjadi syarat anak-anak sebelum dicukur pun menjadi keunikan lainnya. Dari 7 anak, 4 di antaranya memang kompak meminta sepeda mini sebagai syaratnya. Alhasil, sepeda berwarna-warni pun mengiringi kirab di belakang mereka. Selain sepeda, persyaratan lain yang cukup membuat para penonton tergelak adalah keinginan untuk menginap di rumah nenek, dan naik dokar sambil membeli jajan. Menurut beberapa warga sekitar telaga yang sudah berkali-kali menyaksikan ritual, permintaan anak-anak tersebut, meski unik, masih cukup wajar dan terjangkau untuk dipenuhi. Hal itu, menurut mereka, karena dari beberapa acara serupa sebelumnya, ada anak yang mensyaratkan permintaan yang cukup memberatkan orang tua, seperti meminta ratusan ekor ayam, hingga hewan ternak lain yang mahal harganya.
Wakil Bupati, Dra Hj Maya Rosida MM, yang mendapat kesempatan mencukur Rofingatun, dari Desa Tambi, berharap, agar prosesi ritual cukur rambut gembel tersebut dapat dilestarikan. Selain menghormati leluhur, ritual cukur rambut gembel yang sudah menjadi tradisi, juga terbukti mampu menarik minat wisatawan, baik asing maupun domestik. Ke depan, Maya berharap agar jalan yang menjadi akses utama menuju tempat-tempat wisata potensial di kawasan Dieng dapat diperbaiki, sehingga akan memudahkan wisatawan yang berkunjung.
Selain Wabup, jajaran FKPD, seperti Dandim, Wakapolres, Kajari dan Sekretaris Daerah juga berkesempatan mencukur rambut gembel. Setelah dicukur, rambut anak-anak tersebut dikirab dan dilarung (dihanyutkan) ke telaga Cebong.
0 Komentar