Animo Ber KB Masyarakat Wonosobo Tinggi, Pengguna MOP Meningkat Drastis
Dalam acara bakti sosial pelayanan KB gratis bagi keluarga pra sejahtera dan sejahtera satu yang di Puskesmas Kalikajar 2, Desa Kembaran, Selasa 20 Mei 2014, Kepala Sub Bidang Pelayanan KB, Badan KB Kabupaten Wonosobo, Drs Supardiyanto MM, mengatakan bahwa tingginya minat masyarakat untuk ber KB terlihat saat digelarnya kegiatan bakti sosial. Selama dua hari penyelenggaraan di Kepil dan Kalikajar, Supardi menargetkan 200 akseptor, namun dari data dalam blanko pendaftaran, tak kurang dari 275 orang sudah terdaftar, dan masih terus bertambah. Atas kenyataan ini, pihaknya mengaku gembira, karena sesuai tujuan awal, program KB memang diarahkan untuk mengendalikan laju pertumbuhan penduduk. Demi menggenjot jumlah akseptor, terutama di kalangan keluarga pra sejahtera dan sejahtera I, Badan KB bahkan tak hanya menggratiskan pemasangan Implan dan IUD. Para akseptor yang datang juga diberikan biaya pengganti transport, mengingat mereka datang dari desa-desa yang jauh dari lokasi bakti sosial. Hal itu, menurut Supardi, juga tak lepas dari upaya pihaknya untuk mengurangi penggunaan KB suntik, yang tergolong dalam program KB non MKJP (metode kontrasepsi jangka panjang). Selain hanya bertahan tiga bulan, sehingga tidak lestari, model KB suntik juga rawan kegagalan.
Terkait capaian akseptor KB pria pengguna MOP yang juga mengalami peningkatan cukup signifikan, Supardi menjelaskan, bahwa pihaknya memang tengah gencar memotivasi para pria untuk ikut ber KB. Sejak Januari sampai akhir April 2014, tercatat 60 pria menjalani MOP, padahal, selama setahun 2013 lalu, hanya 59 orang saja yang menjalaninya. Di Kecamatan Sapuran saja, target capaian MOP Tahun 2014 bahkan ada di angka 100 akseptor, atau hampir 200 % dari capaian Kabupaten pada 2013. Dengan makin meningkatnya capaian akseptor, baik di kalangan wanita maupun pria, Supardi optimis, target pengendalian laju pertumbuhan penduduk di Kabupaten Wonosobo juga akan dapat dipenuhi.
Upaya meningkatkan kesadaran masyarakat untuk mengikuti program KB, dengan Bakti Sosial mendapat tanggapan positif dari masyarakat. Wanti (36), salah satu peserta bakti sosial dari Desa Kembaran mengaku berminat menggunakan Implan untuk KB setelah anak keduanya berumur 2 tahun. Selama ini, Wanti menggunakan model KB suntik untuk mencegah kehamilan. Dengan KB model implan, yang termasuk MKJP, Wanti berharap tidak perlu lagi bolak-balik ke Puskesmas untuk ber KB.
0 Komentar