Berinovasi Dengan Program Simbah Siaga, Kalikajar Jadi Nominator KSIB Terbaik Se-Jateng
Optimisme tersebut diungkapkan Agus Fajar ketika menyampaikan paparan di depan tim monitoring dan evaluasi (Monev) KSIB, yang hadir di Kalikajar, Kamis (16/10). Dalam acara penerimaan tim yang dihadiri pula Wakil Bupati Wonosobo, Kepala Badan KB, Ketua TP PKK Kabupaten dan beberapa pimpinan SKPD terkait tersebut, Camat menceritakan adanya inovasi yang telah dilakukan demi mendukung program KSIB, termasuk di antaranya adalah program Simbah Siaga. Simbah, sebutan yang biasa disematkan kepada kakek dan nenek di kalangan masyarakat Jawa tersebut, menurut Agus sudah selayaknya dilibatkan dalam menjaga kehamilan. Hal itu dikatakan Agus, selain berdasar pada pengalaman pribadinya, juga karena pihaknya menerima keluhan dari para ibu yang ditinggal bertugas suami ke luar kota.
Dari pengalaman pribadi sebagai pegawai yang harus melaksanakan tugas jauh dari istri, Agus mengaku sangat terbantu dengan keberadaan orang tua sang istri. Kesiapan orang tua istri, atau biasa dipanggilnya simbah tersebut bahkan termasuk ketika istrinya hendak menjalani operasi bedah cesar untuk melahirkan anak kedua. Mengingat saat itu dirinya tengah berada dalam perjalanan, maka simbah lah yang kemudian menggantikan peran untuk mendampingi, sekaligus menandatangani surat kesepakatan operasi dengan pihak rumah sakit.
Namun demikian, Agus juga menegaskan bahwa keberadaan seorang suami ditengah perjuangan sang istri dalam menjalani proses kehamilan hingga saat melahirkan, akan jauh lebih baik. Hanya dalam kondisi tertentu, seperti suami yang terpaksa harus mencari nafkah sehingga tak bisa mendampingi istri, keberadaan simbah siaga menjadi sangat vital. Tak hanya simbah, karena yang perlu siaga dalam proses kehamilan hingga melahirkan, disebutkan Agus juga bisa dilakukan oleh kerabat terdekat lainnya, seperti kakak atau adik dan anggota keluarga lainnya. Terpenting, upaya untuk menyelamatkan sang ibu dan bayinya merupakan prioritas yang tak dapat ditawar lagi. Pihaknya menargetkan, Kecamatan Kalikajar bisa mewujudkan cita-cita zero angka kematian ibu (AKI) & zero angka kematian bayi (AKB ) pada Tahun 2015 mendatang. Pada Tahun 2013 lalu, jumlah AKI masih 6 kasus, menurun dari 8 kasus pada 2012.
Selain memiliki program simbah siaga, Agus juga mengatakan kesiapan Kalikajar menjadi KSIB terbaik telah didukung dengan fasilitas memadai untuk pelayanan ibu hamil dan melahirkan. Beberapa desa, dikatakan Agus bahkan telah memiliki ambulan desa sendiri, yang diadakan dengan dana kas desa. Dengan adanya ambulan mandiri tersebut, warga tak lagi kesulitan mencari kendaraan ketika situasi darurat tiba-tiba datang dalam proses kelahiran. Lebih dari itu, kesadaran masyarakat untuk menjaga kesehatan janin selama dalam kandungan, dengan senam hamil dan memeriksakan pada tenaga kesehatan juga sudah terbangun.
Adanya inovasi dalam upaya mewujudkan KSIB di Kalikajar tersebut dipuji Wakil Bupati Wonosobo, Dra Hj Maya Rosida MM. Menurut Maya, kesiapan Kalikajar dalam upaya menekan angka kematian ibu dan bayi tersebut sejalan dengan program Pemerintah Kabupaten Wonosobo, yang gencar mengampanyekan program pengurangan angka kematian ibu dan bayi. Semua itu, menurut Maya tak lepas dari adanya sinergi antara jajaran pemerintah Kecamatan dan Desa, dengan pihak-pihak terkait lain, seperti Dinas Kesehatan melaui Puskesmas dan bidan-bidan Desa, serta para kader penggerak dari TP PKK. Wabup berharap, kesadaran masyarakat Kalikajar akan urgensi gerakan sayang ibu dan bayi tak sebatas untuk menjadi yang terbaik dalam lomba KSIB, namun lebih dari itu, bisa dibiasakan secara berkelanjutan di masa-masa mendatang.
Senada, Ketua Tim Monev KSIB Provinsi Jawa Tengah, Sri Dewi Indrajati dari Badan Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (BP3AKB) Provinsi Jawa Tengah pun mengapresiasi inovasi yang dilakukan Camat Kalikajar dengan Simbah Siaga. Menurut Sri, program KSIB di Kabupaten Wonosobo telah berjalan dengan baik, terbukti dari keikutsertaan pada Tahun 2011 dan 2012, dua Kecamatan, yaitu Sapuran dan Leksono berhasil keluar sebagai juara. Untuk Kecamatan Kalikajar sendiri, pihak tim penilai diakui Sri akan tetap bekerja seperti biasa dan seobjektif mungkin, demi menghasilkan penilaian yang valid dan dapat dipertanggungjawabkan.
0 Komentar