Berpeluang Jadi Trendsetter, Ponpes Diminta Jaga Ciri Khas
Namun demikian, di balik keberhasilan sebuah ponpes menjadi trendsetter, Lukman meminta agar para pengasuh dan segenap santri yang tengah menimba ilmu, tak lantas melupakan ciri khas sebuah pesantren. Core competencies (keunggulan khas) yang dimiliki ponpes, seperti kemampuan para santri membaca kitab kuning tetaplah harus dijaga. Menurut Menag, kemampuan santri dalam membaca kitab kuning, maupun budaya yang berkembang di pesantren dengan peran figure sentral sang Kyai, tidak akan dapat diperoleh di manapun. Berbeda dengan ilmu-ilmu teoritis yang setiap saat bisa diperoleh melalui internet dengan cara diunduh, transfer keilmuan dari seorang Kyai sebagai pengasuh ponpes merupakan tacit knowledge, atau perangkat ilmu. Demikian pula dengan Pondok pesantren Darusshalikin dengan MTs Al Hikam Cendekianya, diharapkan Lukman untuk dapat terus berkembang dengan ilmu-ilmu modern diiringi penguasaan teknologi canggih, dan tetap mempertahankan kekhasan dan keunggulan, demi terciptanya generasi unggul, cerdas, produktif, serta tetap menjaga akhlaqul karimah. Generasi seperti itulah yang oleh Lukman diyakini akan mampu tumbuh menjadi manusia-manusia Indonesia masa depan, islami dan mencerminkan Islam yang Rahmatan Lil Alaamin.
Harapan dan optimisme Menteri Agama tersebut disambut positif oleh Wakil Bupati, Hj Maya Rosida. Menurut Maya, kehadiran seorang Lukman Hakim Saifuddin sebagai Menteri Agama RI dalam peresmian MTs Al Hikam Cendekia, bisa menjadi salah satu pemicu semangat pesantren dalam membenahi diri dan menjadi rahim bagi lahirnya generasi islami yang unggul, khususnya di Kabupaten Wonosobo.
Optimisme yang sama juga diungkapkan Pengasuh Ponpes Darusshalikin, KH Mahmud Ismail. Kepada jajaran Kementerian Agama RI di bawah kepemimpinan Lukman, Mahmud menyatakan terimakasih dan berharap untuk terus mendapat arahan dan bimbingan demi kemajuan MTs Al Hikam Cendekia.
0 Komentar