Dikunjungi Wakil Bupati, TKI Wonosobo Di Hongkong Minta Dibuatkan Bandara

 

Menanggapi permintaan tersebut, Maya menjelaskan bahwa saat ini rencana pengembangan Bandara Wirasaba di Purbalingga tengah dimatangkan. Namun demikian, Maya berharap agar para tenaga kerja dari Wonosobo bisa menggunakan uang dari hasil bekerja di Hongkong untuk modal usaha, sepulangnya nanti. Kepada tak kurang dari 257 TKW asal Wonosobo yang saat ini tengah mengadu nasib di Hongkong, Wabup juga berpesan agar mereka benar-benar menjaga diri dan tidak lupa untuk menjalankan ibadah nya sesuai ajaran agama masing-masing. Meski Hongkong terkenal dengan perlindungan TKI yang menurut Kepala Perwakilan RI di Hongkong, Chalief Akbar terbaik di Dunia, Maya tetap meminta para pekerja untuk tidak seenaknya sendiri di negeri orang. Setelah habis kontrak nanti, Maya ingin agar para pekerja wanita dari Wonosobo tak lagi kembali ke Hongkong, dan memulai usaha mereka bersama keluarga di kampung masing-masing. Maya berjanji, pihak Pemkab akan terus mendorong pihak-pihak terkait agar membuka pelatihan keterampilan bagi eks TKW, agar ke depan mereka menjadi tenaga terampil dan tak lagi harus mengadu nasib di negeri orang.

Harapan yang sama juga dikemukakan Kepala Disnakertrans, Drs Gatot Hermawan. Kepada para TKW dari Wonosobo, Gatot berpesan untuk mengedepankan prinsip safety (keamanan) selama menjalani kontrak kerja mereka. Selain itu, mereka juga diminta untuk mewaspadai modus-modus kejahatan seperti peredaran narkoba, sehingga tidak sampai terjebak dalam lingkaran setan dan dimanfaatkan oknum-oknum yang tak bertanggung jawab.

Terkait upaya perlindungan hukum terhadap para tenaga kerja dari Indonesia, Kepala Perwakilan RI di Hongkong, Chalief Akbar memang mengatakan, bahwa Hongkong merupakan yang terbaik dibanding negara-negara tujuan TKI lainnya. Pihak perwakilan pemerintah Republik Indonesia di Hongkong juga sangat memperhatikan keberadaan TKI yang kini mencapai 170 Ribu. Chalief menyebutkan bahwa para TKI akan diberikan 3 program, yaitu Welcoming , Yurding, dan Exit Program.

Welcoming menurut Chalif adalah program yang diberikan pada saat para pekerja datang, yaitu berupa pelatihan-pelatihan seperti bahasa dan pemberian bekal kerohanian berupa pengajian rutin. Kemudian program Yurding, menurut Chalief menekankan kepada upaya agar para pekerja semakin termpil dalam berbahasa, dan program Exit lebih ditekankan bagi para pekerja yang berminat terhadap wirausaha.

 

 

0 Komentar

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom yang wajib diisi ditandai dengan tanda *