Durian Sjeblok, Primadona Festival Raja Buah 2014, Harga Perbuah Mencapai 100 Ribu, Perhari Bisa Laku 500 Buah
Dari beberapa varian durian dari Desa Wilayu, Sijeblok menjadi salah satu yang bisa membuat penikmatnya tak ragu menipiskan dompetnya. Dengan rasa khas manis maksimal hingga hampir mengarah ke pahit, Sijeblok bisa dihargai hingga 100 ribu per buahnya, bahkan tak jarang lebih. Selain rasa yang bisa membuai lidah, Sijeblok memiliki ciri khas dari sisi ukuran, yaitu lebih besar dari rata-rata durian lainnya. Bila kebanyakan durian hanya memiliki berat sekitar 1-1,5 kilogram, Sijeblok bisa mencapai 3 kilogram per buahnya. Selain itu, dagingnya pun lebih tebal dan warnanya lebih kuning. Bagi para pedagangnya, Sijeblok diakui mampu mendatangkan keuntungan berlipat, karena dalam sehari saja, tak kurang dari 300 biji dapat berpindah tangan ke pembeli. Di saat ramai, jenis durian yang tergolong masih langka tersebut bahkan bisa laku sampai 500 biji.
Cerita mengenai betapa berharganya Sijeblok tersebut dibeberkan Badar (47), salah satu pengepul durian Wilayu yang tengah mengikuti Festival Raja Buah Ki Rancangsari di lapangan Desa Wilayu, Sabtu 3 Mei 2014. Namun, ternyata tak hanya Badar yang merasa bangga dengan Sijeblok. Camat Selomerto, Supratman SSos pun tak kalah kagum dengan Sijeblok. Menurut Supratman, Sijeblok merupakan primadona durian Wilayu, mengalahkan dua jenis durian lain, yaitu Siberuk dan Sipatudea. Dengan ukuran yang lebih besar dibanding jenis lainnya, warna buah kuning segar, serta didukung rasanya yang sangat khas, Supratman yakin Sijeblok tak kalah dengan durian-durian dari daerah lain atau bahkan durian impor.
Namun demikian, dengan potensi ekonomi begitu besar, durian Sijeblok ternyata belum mendapat sentuhan inovasi teknologi pertanian modern. Para pemilik pohon masih sekedar memelihara pohon dan menunggu musim buah tiba. Karena itu, Supratman mengaku terus mengupayakan langkah agar durian asal Wilayu bisa mendapat sentuhan teknologi, agar kelak mampu berkembang dan bersaing dengan varian durian lainnya, dan mampu menembus pasar ekspor. Melalui gelaran festival raja buah Ki Rancangsari 2014, yang diproyeksikan bisa menjadi agenda tahunan, Supratman berharap akan banyak pihak yang tertarik mengembangkan beragam varian buah di Seputar Selomerto. Selain kaya dengan jenis-jenis durian unggulan, Selomerto juga menjadi tempat yang cocok bagi buah lain seperti manggis dan duku.
Mengenai festival Raja Buah Ki Rancangsari sendiri, ketua panitia, Thoyib Nasrullah menjelaskan, bahwa ajang tersebut muncul dari inisiatif dari para pemuda desa setempat yang tergabung dalam Gajahmada (Gabungan Remaja Hidup Mandiri Desa Wilayu). Para remaja setempat, dikatakan Thoyib, tergerak untuk memajukan desa dengan mengoptimalkan potensi dan kekayaan sumber daya yang dimiliki. Selain potensi agrowisata dari tumbuhnya beragam jenis buah unggulan, Wilayu juga memiliki potensi wisata religi yang cukup banyak diminati masyarakat. Makam Kyai Walik, Ki Rancangsari, dan Kyai Wilayu merupakan tiga makam yang banyak didatangi peziarah. Karena itu, melalui gelaran Festival Raja Buah Ki Rancangsari 2014, yang juga melibatkan berbagai unsur SKPD terkait seperti Dinas Pariwisata, Dinas Koperasi dan UMKM, serta Dinas Pertanian, Thoyib berharap Desa Wilayu akan lebih dikenal luas sebagai Desa Tujuan Wisata Agro dan Religi.
0 Komentar