Ketiga klaster sebagai tersebut, menurut Faisal terdiri dari klaster ekonomi hijau, klaster kesehatan, dan klaster bunga. Klaster ekonomi hijau diproyeksikan untuk mewujudkan ketahanan pangan, dengan realisasi berupa pemanfaatan lahan di sekitar rumah untuk ditanami sayur mayur maupun buah-buahan. Diharapkan, adanya tanaman-tanaman tersebut akan mampu menekan pengeluaran para ibu rumah tangga ketika mereka membutuhkan bahan-bahan pangan sehari-hari. Sementara, klaster kesehatan disebutkan Faisal akan direalisasikan dengan upaya pemanfaatan lahan untuk tanaman obat-obatan seperti jahe, lengkuas maupun jenis-jenis tanam empon-empon lainnya. Klaster kesehatan ditujukan untuk menekan biaya pengobatan warga, serta mengembalikan budaya jaman dahulu, di mana setiap orang bisa mengupayakan pengobatan secara tradisional ketika merasakan sakit skala ringan.

Klaster ketiga, yaitu klaster bunga, dijelaskan Faisal merupakan upaya pihaknya mengakomodasi adanya kebutuhan bunga di kalangan masyarakat Wonosobo, yang dinilainya saat ini masih cukup tinggi. Selain memperindah lingkungan, kerberadaan beragam tanaman bunga juga akan menjadi lahan bisnis yang cukup menguntungkan. Bahkan dari usulan salah satu peserta rapat, kelak untuk pemasaran bunga-bunga tersebut bakal dibentuk koperasi bunga Kecamatan Wonosobo.

Dalam upaya menyukseskan pembentukan klaster-klaster tersebut, Faisal menunjuk 4 kelurahan, yaitu Kalianget, Jaraksari, Wonosobo Barat, dan Wonosobo Timur untuk menjadi pilot project. Dari keempat kelurahan itulah, Faisal berharap Kebun Rumah Lestari akan terwujud secara merata di seluruh Wonosobo. Bahkan dalam rangka mengupayakan terwujudnya ketiga klaster itu, selain bersinergi dengan Dinas dan Instansi terkait, pihaknya juga menggandeng unsur praktisi lingkungan dan jurnalis. Diharapkan, kontribusi dan keterlibatan pihak-pihak tersebut akan mampu mengakselerasi program KRL di Kecamatan Wonosobo.