Karakter Letusan Slamet Mirip Anak Krakatau
"(Slamet) Beda dengan Merapi dan Kelud," kata Umar Rosadi, di Pos Pengamatan Gunung Api Slamet, Desa Gambuhan, Kecamatan Pulosari, Pemalang, Selasa (6/5).
Umar menjelaskan, perbedaan Slamet dengan Merapi dan Kelud terletak pada sifat letusannya, yakni lontaran lava pijarnya hanya jatuh di sekitaran kawah. Dengan karakter strombolian, mirip dengan letusan Gunung Anak Krakatau, letusan Gunung Slamet akan melontarkan lava pijar dan materi vulkanik lain ke udara sehingga risiko terbesar adalah munculnya awan panas, hujan material, sampai pada bom vulkanik.
Namun, kata Umar, khusus untuk Gunung Slamet, lontaran lava pijar dan material vulkaniknya hanya jatuh di sekitaran kawah. Itu yang membuat Slamet berbeda dengan Merapi dan Kelud. "Strombolian, lontaran lava pijar dan material vulkaniknya kaya kembang api. Artinya, jatuhnya hanya di sekitar kawah. Paling jauh itu kemarin terdeteksi hanya 1,5 kilometer," ujar Umar, seperti dikutip Liputan6.com.
Karena itu, meski status Gunung Slamet naik menjadi Siaga atau Level III, warga sekitar masih tetap beraktivitas seperti biasa. Di Dukuh Sawangan, Tegal, misalnya, warga tetap melakukan kegiatan sehari-hari seperti bertani dan berkebun.
Berdasarkan laporan petugas Pos Gambuhan, Selasa kemarin mulai pukul 06.00-12.00, terjadi sembilan kali letusan asap kelabu setinggi 800 meter, disertai suara dentuman dan 61 gempa embusan. Enam jam sebelumnya, teramati lontaran lava pijar ke arah barat laut dan tenggara sebanyak dua kali.
Sementara itu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupateb Banyumas menggencarkan upaya sosialisasi tanggap darurat terhadap ancaman bencana erupsi Gunung Slamet. Kepala Pelaksana Harian BPBD Banyumas, Prasetyo Budi Widodo menjelaskan, sosialisasi digelar tiga hari, Senin (5/5) sampai Rabu (7/5) ini, di tujuh desa, yakni Desa Melung (Kecamatan Kedungbanteng), Ketenger, Karangmangu, dan Kemutug Lor (Kecamatan Baturraden), serta Limpakuwus, Kotayasa, dan Gandatapa (Kecamatan Sumbang).
Dia menambahkan, hingga kini Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) belum mencabut status siaga gunung slamet karena aktifitasnya masih terus fluktuatif. Sekalipun akses menuju kawah Kawah Gunung Slamet sudah ditutup untuk wisatawan. Namun, BPBD tetap mengimbau bagi wisatawan maupun warga sekitar lereng Gunung Slamet di wilayah Kecamatan Baturraden tidak beraktivitas dalam radius 4 kilometer dari puncak gunung.
Dia menjelaskan, pihaknya juga terus berkoordinasi dengan instansi-instansi terkait, termasuk Kodim 0701/Banyumas, guna menyiapkan berbagai antisipasi terhadap kemungkinan terjadinya erupsi. "Sejauh ini, pihak Kodim 0701/Banyumas telah memasang 200 an rambu-rambu papan jalur evakuasi dan peta titik kumpul di setiap perempatan dan pertigaan di 7 desa yang jaraknya cukup dekat dengan kawah Gunung Slamet," jelasnya.
Selain pemasangan papan jalur evakuasi dan peta titik kumpul, pihaknya juga telah mendirikan tenda pengungsi di lapangan Rempoah, Kecamatan Baturraden, dan memasang papan peringatan agar masyarakat waspada di beberapa titik. ”Spanduk atau baliho peringatan kami pasang di titik-titik rawan dampak erupsi di tujuh desa tersebut,” ungkapnya.
Sumber : TRIBUNJATENG.COM
0 Komentar