Kekeringan, Umat Islam di Karanganyar tak Bisa Wudhu

 

Masih menurut Yophie, tidak sedikit warga Muslim kalau hendak wudlu dengan mengganti dengan melakukan tayamum. Atau kalau ingin bersusah payak, jalan ke sungai yang masih menyisakan air sedikit bisa dimanfaatkan untuk wudlu.

Selama ini, warga di sana untuk memenuhi kebutuhan air bersih mengandalkan suplai air PDAM (Perusahaan Daerah Air Minum) dan air tanah. Pada musim kemarau seperti ini, debit air sudah mati. Dan, kalau ada sisa air kualitasnya air buruk sekali.

Yophie mengatakan, ''usulan pembuatan Pamsimas (Program Penyediaan Air Minum dan Sarana Sanitasi Berbasis Masyarakat) di tiga desa disambut DPU (Dinas Pekerjaan Umum). Ini terbukti ketiga kepala desa dipanggil untuk rencana realisasi. Usulan  daerah dan verifikasinsudah memenuhi syarat. Itupun, realisasi Pamsimas masih tahun depan.

Warga memilih bertahan meski pasokan air bersih dari dua sumber terbatas. Namun, jika musim penghujan tak kunjung tiba hingga akhir tahun ini. Warga dipastikan meminta bantuan droping air PDAM. ''Sejauh ini belum ada yang meminta air. Padahal sudah ditawarkan. Jika Desember belum turun hujan, pastinya memohon bantuan air''.

Selain tiga desa tersebut, minimnya suplai air di musim kemarau, menyebabkan puluhan hektare sawah di wilayah Mojogedang terancam gagal panen. Mereka nekat menanam padi meski mengetahui risiko kekurangan air, terserang hama dan kesulitan pupuk.

''Petani menangis semua ini. Terutama, di Desa Mojogedang, Kaliboto, Munggur dan Kedungjeruk. Wereng menyerang, irigasi teknis tak bisa diandalkan dan pupuknya mahal,'' kata Yophie yang alumnus Fisip UNS Solo ini.

 

19 Masjid di Klaten Krisis Air

KLATEN --  Krisis air, juga dirasakan jamaah masjid didaerah 'langganan' bencana kekeringan di sebagian wilayah Kabupaten Klaten. Tercatat 19 masjid di Kecamatan Kemalang, Jatinom, Karangnongko, Manisrenggo, Kabupaten Klaten, Jateng, yang dilanda krisis air untuk kepentingan wudlu dan MCK (Mandi Cuci Kakus). 

Krisis air melanda masjid tersebut, mengundang perhatian pengurus Badan Amil Zakat Daerah (Bazda) Kabupaten Klaten. Baru mulai tahun ini, pengurus melakukan pen-tasyarufan dana Bazda. Sebanyak 35 tangki ukuran 5.000 liter air bersih disalurkan ke 19 masjid yang mengalami kekeringan.

Kepala Seksi (Kasi) Penyelenggara Syariah Bazda Kabupaten Klaten, Retno Fithrotin, menerangkan, bantuan air bersih tersebut dikhususkan untuk membantu sejumlah masjid yang mengalami kesulitan air pada musim kemarau.

Selain menanggapi situasi darurat kekeringan, kata Retno, pengadaan air bersih ini sudah menjadi program tahunan. Adapun sumber dananya berasal dari infaq Ramadhan 2014 lalu. Biasanya, dana disalurkan membantu masyarakat umum. Tapi, tahun ini difokuskan untuk membantu jamaah masjid yang mengalami krisis air baku.

Retno menjelaskan, 35 tangki air bersih itu disalurkan ke 19 masjid di empat kecamatan. Diantaranya, Kecamatan Jatinom 10 tangki yang dibagi ke lima masjid, Kecamatan Karangnongko ada 11 tangki untuk delapan masjid, Kecamatan Kemalang 12 tangki untuk empat masjid, dan Kecamatan Manisrenggo dua tangki untuk dua masjid.

Kepala Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Kemalang, Sugiyanto, mengaku senang dengan adanya bantuan air bersih untuk sejumlah masjid di wilayahnya. Ia berharap, dengan bantuan air bersih tersebut bisa bermanfaat bagi jamaah masjid.

''Jangan sampai umat Islam dikawasan lereng Gunung Merapi ini susah cari air wudlu untuk keperluan ibadah salat. Dengan adanya air bersih ini, setidaknya bisa membuat lega pengurus takmir. Dan, kita juga berterima kasih atas dukungan masyarakat lewat bantuan infaq selama bulan ramadhan lalu,'' tambah Sugiyanto.

 

Sumber : REPUBLIKA.CO.ID

0 Komentar

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom yang wajib diisi ditandai dengan tanda *