Lanjutkan Program Kota Hijau, Pemkab Wonosobo Pertahankan Kemitraan Dengan Swasta
Kelima atribut WGC tersebut, seperti diuraikan Ketua Program Pengembangan Kota Hijau (P2KH), Nurudin Ardiyanto ST MT dalam acara Donor Meeting I di Ballroom Hotel Surya Asia, Senin 21 April 2014, meliputi Green Open Space, Green Waste, Green Water, Green Energy, dan Green Building. Green open space, dijelaskan Nurudin, merupakan upaya membangun ruang terbuka hijau (RTH) untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas RTH sesuai dengan karakteristik Kota Wonosobo. Target untuk terwujudnya RTH ini, menurut Nurudin adalah 39 % dari luas wilayah Kota. Setelah sukses membangun Taman Kartini dan Taman Prajuritan di Tahun 2013, pihaknya menargetkan untuk dapat membangun satu lagi taman terbuka di antara Pesanggarahan Selomanik dan Sanggar Pramuka. Bila terwujud, kelak masyarakat akan dapat menikmati pemandangan luar biasa dari taman tersebut, yang disebut Nurudin bahkan bisa disejajarkan dengan pemandangan Ngarai Sianouk di Padang, Sumatera Barat.
Sedang green Waste, dijelaskan pria yang disapa Ardin tersebut, merupakan upaya mengurangi volume sampah dan pengolahan limbah, dengan menerapkan program zero waste. Kemudian, untuk green water, Ardin juga menjelaskan, bahwa program tersebut diluncurkan untuk meningkatkan kualitas air dengan menerapkan konsep ekodrainase dan zero run off. Dua program lain, yaitu green energy dan green building dikatakan Ardin mengacu pada pemanfaatan sumber energy yang efisien dan ramah lingkungan. Mengingat pentingnya peran serta semua elemen masyarakat termasuk lembaga swasta, Ardin berharap, para petinggi perusahaan yang hadir dalam kesempatan swasta bersedia mempertahankan komitmen dalam mendukung terwujudnya WGC.
Pentingnya kemitraan dengan pihak swasta melalui CSR dalam upaya mewujudkan Kota Hijau tersebut, juga ditegaskan oleh Bupati Wonosobo, HA Kholiq Arif. Ketika menyampaikan sambutan pembukaan donor meeting, Kholiq menguraikan konsep Pemkab Wonosobo dalam upaya mewujudkan WGC. Menurut Bupati, konsep WGC lebih dari sekedar menghijaukan kota, melainkan harus dapat dipahami sebagai upaya pihak pemerintah dalam menjadikan Wonosobo sebagai Kota yang ramah hak asasi manusia. Selain menyediakan ruang terbuka bagi public, dalam konsep penataan kota, Pemkab Wonosobo juga akan mengupayakan agar fasilitas maupun sarana dan prasaran yang tersedia lebih ramah terhadap kebutuhan semua kalangan. Mulai dari anak-anak, remaja, orang dewasa, kaum lanjut usia hingga kaum difabel, menurut Kholiq harus dapat diakomodasi kebutuhannya.
Karena itu, Kholiq juga menyampaikan apresiasi mendalam atas kerjasama dari pihak-pihak swasta melalui CSR mereka, serta peran aktif masyarakat dalam upaya mewujudkan cita-cita menjadikan Kota Wonosobo sebagai Kota Hijau nan ramah hak asasi manusia. Ke depan, Bupati berharap agar mereka juga mampu menjaga komitmen, dan bergerak bersama Pemkab Wonosobo.
0 Komentar