Lebih Dekat Dengan Puspa Sari, Perpustakaan Desa Yang Jadi Nominator Terbaik Nasional, Koleksi Buku Lebih Dari 2.000 Eksemplar, Ajari Ibu-Ibu Produksi Bulu Mata Palsu
Wajar bila Wabup demikian optimis, karena dalam acara penerimaan tim penilai Lomba Perpusdes Tingkat Nasional di Balai Desa Sariyoso, Senin (6/10), Ketua Tim Drs Sudirwan Hamid MA juga mengungkapkan pujian akan kiprah Perpustakaan Desa pimpinan Fuad Sirojuddin tersebut. Setelah mendengar paparan singkat terkait kondisi terkini Puspa Sari, Sudirwan bahkan meminta Fuad untuk bersiap materi paparan untuk tim juri di tingkat akhir di Jakarta, beberapa waktu ke depan. Menurut Hamid, kelengkapan fasilitas yang dipunyai Puspa Sari sangat mendukung kenyamanan pengunjung yang ingin berlama-lama dengan buku yang tengah dibacanya. Selain tampil asri dengan beragam tanaman yang menghiasi halaman kecilnya, Puspa Sari memang dilengkapi dengan sarana bermain anak, sehingga bila ada orang tua yang hendak membaca buku, anaknya bisa menunggu sambil bermain. Terlebih, di belakang bangunan perpustakaan yang seluas 68 meter persegi itu, ada kolam ikan berisi puluhan ikan mas berukuran besar, yang begitu menghibur setiap pengunjungnya.
Semua fasilitas itu, menurut Fuad Sirojuddin tidak begitu saja ada. Pada awal berdiri di Tahun 2009, pihaknya sama sekali tak memiliki anggaran untuk pengadaan buku maupun alat pendukung. Hanya karena keuletan para relawan dalam mengawali perjuangan untuk memiliki sarana baca yang representatif bagi warga Sariyosolah, yang membuat Puspa Sari bisa bertahan dan bahkan terus berkembang hingga sekarang. Keadaan baru mulai membaik, ketika pada Tahun 2012 pihak Desa mengalokasikan dana ADD dan PNPM sebesar 6 Juta Rupiah, yang digunakan untuk membeli buku koleksi dan honor bagi para petugas jaga. Makin tahun, dana yang diperoleh, baik dari bantuan Perpustakaan Kabupaten, Perpustakaan Propinsi, hingga Dinas Pendidikan dan CSR beberapa perusahaan swasta semakin besar, sehingga pihak pengelola berani memperluas cakupan operasionalnya.
Tak hanya menambah koleksi buku yang kini telah lebih dari 2000 judul dari berbagai jenis dan kategori. Fuad, didukung oleh para perangkat Desa Sarioyoso juga memimpin para ibu rumah tangga untuk lebih kreatif dan produktif. Melalui membaca pula, akhirnya para ibu tergerak untuk mengembangkan kerajinan bulu mata palsu, yang kini telah mampu memberikan penghasilan lebih dari 150 ribu Rupiah per minggunya. Secara rutin, Puspa Sari juga mengirimkan beberapa warga untuk mengikuti kursus gratis aneka keterampilan di Balai Latihan Kerja (BLK) Wonosobo. Ke depan, Fuad berharap Puspa Sari juga semakin aktif di PLBK (Pembangunan Lingkungan Berbasis Komunitas), yang memiliki orientasi untuk mengentaskan kemiskinan.
0 Komentar