Di alun-alun sendiri, selain ribuan pelajar, masyarakat pun tampak sangat antusias menyaksikan even tahunan itu dari dekat. Banyak di antara pengunjung yang bahkan datang dari luar kota, mengabadikan momen tersebut. Latar belakang barisan pelajar dengan beragam bendera warna-warni pun menjadi pemandangan menarik untuk dijadikan objek foto.

Salah satu pengunjung alun-alun, Feri Setiawan (36), yang datang dari Purworejo bersama keluarganya, mengaku kagum dengan antusiasme ribuan anak, yang tampak begitu bersemangat mengikuti pawai taaruf. Rencana melanjutkan perjalanan ke objek wisata Dieng pun rela ditundanya demi menyaksikan gebyar Muharam di alun-alun. Menurut bapak dua anak itu, kegiatan seperti ini bisa dijadikan pembelajaran bagi kedua anaknya yang juga masih termasuk usia dini.

Bagi para guru yang mendampingi siswa-siswinya mengikuti pawai taaruf pun, kegiatan yang cukup menguras energi itu dianggap sebagai salah satu cara efektif memahamkan anak-anak didik tentang apa itu Bulan Muharam dan Tahun Baru Hijriah. Seperti dikatakan Safitri (32), salah satu pendidik dari Taman Pendidikan Al Qur'an (TPQ), yang datang bersama 35 siswanya, mengatakan bahwa dalam 2 tahun terakhir selalu hadir di acara serupa. Dengan pawai taaruf, para siswa juga semakin paham pentingnya menjaga kekompakan dan tali silaturahmi antar sesama pelajar.