Melihat Lomba Cipta Menu B2SA Kabupaten Wonosobo
Seperti diungkapkan Kepala KKP, Tri Waluyo Slamet, bahwa gelaran LCM B2SA tersebut memiliki misi dan tujuan yang sangat mulia. Selain mengurangi konsumsi beras dengan mengoptimalkan potensi pangan lokal seperti ketela, ubi, sukun, atau talas, melalui LCM B2SA, pihaknya berusaha mengedukasi para ibu untuk berkreasi dan menggali potensi ekonomi dari bahan pangan alternatif tersebut. Selain itu, para peserta juga diminta untuk meminimalisir biaya produksi makanan harian, sehingga akan berimbas pada berkurangnya pengeluaran rutin keluarga. Untuk itu, pihak penyelenggara memberikan batasan biaya produksi makanan hingga tersaji di depan dewan juri, maksimal Rp 50.000,-. Batasan tersebut juga dimaksudkan untuk bisa menumbuhkan semangat untuk berkreasi dengan bahan-bahan makanan berharga terjangkau, namun secara kualitas dan pemenuhan gizi sudah sesuai standard yang ditetapkan.
Batasan biaya produksi tersebut memang membawa efek positif bagi para peserta. Kaum ibu yang berasal dari organisasi TP PKK Kecamatan, Dharma Wanita SKPD, dan perwakilan dari beberapa BUMN/BUMD pun berpikir keras mengkreasikan bahan-bahan berbudget miring. Ketua TP PKK Kecamatan Kejajar, Asih Supriyadi salah satunya. Bersama anggota TP PKK setempat, Asih berusaha menampilkan kreasi makanan berbahan dasar beberapa makanan lokal khas dataran tinggi Dieng. Unsur karbohidrat diwakili oleh kentang, dan didukung dengan beberapa sayuran dan lauk pendukung yang kaya serat dan protein. Sementara, untuk minumannya, TP PKK Kejajar mengandalkan jus buah bit yang diaykini kaya akan zat antioksidan. Dengan beragam jenis makanan tersebut, Asih mengaku biaya produksi yang dikeluarkan tak lebih dari Rp 25.000,-.
Kreatifitas para peserta lomba yang mampu mengoptimalkan bahan dasar lokal tersebut mendapat sambutan hangat Ketua TP PKK Kabupaten Wonosobo, Hj Aina Liza Kholiq Arif. Di sela-sela meninjau meja-meja peserta, Aina yang didampingi Ketua Dharma Wanita Persatuan, Ny Wati Eko Sutrisno berkali-kali melontarkan pujian atas kreatifitas para peserta. Kepada para peserta lomba, Aina juga selalu berpesan agar mereka tak hanya kreatif saat lomba saja. Dalam keseharian di tengah keluarga, para ibu juga diharapkan mampu menerapkan ilmu mereka untuk meningkatkan kualitas asupan gizi, terutama untuk anak-anak. Aina yakin, dengan tampilan yang menarik, serta rasa yang menggugah selera, anak-anak yang biasanya enggan makan sayur atau ubi-ubian, akan tertarik dan lebih lahap saat makan. Upaya tersebut, menurut Aina sekaligus menjadi bentuk antisipasi terhadap meluasnya berbagai jenis makanan cepat saji (fast food) minim gizi, yang saat ini makin menjamur hingga ke lingkup pedesaan
Setelah dilakukan penilaian oleh tim Juri yang terdiri dari Sugirman dari Dinkes, Ny Tatang dari Hotel Surya Asia, dan Sri Budi Wahyuningsih dari Universitas Semarang, keluar sebagai juara LCM B2SA adalah Dharma Wanita Dinas Peternakan dan Perikanan. Juara Kedua dan Ketiga, berturut-turut adalah DWP Kecamatan Wonosobo, dan PDAM Tirta Aji. Sementara untuk kategori kreasi kudapan, keluar sebagai juara adalah TP PKK Desa Sinduagung Selomerto, sementara juara kedua dan ketiga adalah TP PKK Desa Manggis, Leksono dan TP PKK Kelurahan Kramatan, Kecamatan Wonosobo. Menurut Ketua Tim Juri, Sri Budi Wahyuningsih, para juara harus segera menyiapkan diri untuk maju di lomba serupa di tingkat Propinsi Jawa Tengah.
0 Komentar