Beberapa peserta yang turut dalam lomba mengaku sangat antusias dengan kembali digelarnya pesta rakyat tersebut. Salah satunya adalah Kepala Dinas Sosial, Agus Purnomo SH SSos MSi, yang dengan setia mendampingi tim lomba balap bakiak. Menurut Agus, digelarnya beraneka jenis permainan tradisional, selain melestarikan budaya dan tradisi, juga dapat menjadi media menjalin kekompakan antar pegawai. Seperti dalam lomba balap bakiak, yang menurut Agus sangat tergantung kepada bagaimana setiap anggota tim bisa menjaga ritme dan langkah agar seiring dengan anggota lainnya. Dengan adanya kerjasama yang baik, serta kekompakan dalam tim yang diikutinya, akan berimbas positif pada kinerja keseharian di kantor masing-masing, terutama dalam menjalin komunikasi dan koordinasi.

Di mata masyarakat umum, gelaran pesta yang diadakan setahun sekali tersebut juga menjadi hiburan tersendiri. Ribuan warga tampak mendatangi arena pesta rakyat untuk menyaksikan kemeriahan yang ada, dan ikut menikmati sajian beberapa makanan khas yang digelar di seputar alun-alun. Seperti dikatakan Rohmad (52), warga Kertek yang datang bersama anak dan istrinya, pesta rakyat yang digelar Pemkab itu menjadi salah satu agenda yang sangat ditunggu, selain festival balon dan pentas wayang kulit. Rohmad yang sehari-hari nya beraktifitas di sawah itupun mengaku sangat menyukai pertandingan tarik tambang, sementara istri dan kedua anaknya lebih suka melihat lomba bakiak dan balap karung. Hanya saja, Rohmad sedikit kecewa karena ketika tiba di alun-alun, beberapa makanan tradisional seperti mi ongklok dan soto golak sudah habis.

Untuk keperluan pesta rakyat tersebut, pihak panita memang menyediakan tak kurang dari lima stan yang menyajikan soto golak, bakso, mie ongklok, hingga aneka gorengan seperti tempe kemul dan geblek, dan minuman seperti kopi instan dan beragam minuman bersoda. Masing-masing stan, menyediakan tak kurang dari 1000 porsi.