Mengabadikan Keindahan Wonosobo dalam "Rekam Jejak Mata Hati"

Pameran tunggal bertajuk "Rekam Jejak Mata Hati" karya fotografer Agung Wiera, 22 Februari hingga 8 Maret 2025 di Padepokan Seni Esem, membawa pesan kepada pengunjung tentang perjalanan panjang seorang seniman yang telah menorehkan jejaknya melalui dunia fotografi. 

Dalam pamerannya, Agung membawa pesan visual melalui karya fotografi, menjelajahi keindahan, cerita, dan perubahan yang terjadi di Wonosobo melalui mata dan hati seorang fotografer.

Sejak pertama kali mengenal fotografi pada 1981, Agung Wiera mulai terlibat dalam dunia dokumentasi kemahasiswaan di STPMD Yogyakarta, hingga akhirnya menapaki dunia komersial, yang fokus pada fotografi pernikahan. 

"Awalnya memang komersial, tapi saya terus mengasah diri dan berkembang," ungkap Agung saat diwawancarai di sela-sela pameran, Senin(24/2/2025). 

Ia menambahkan, seiring waktu dirinya terus menghasilkankarya seni fotografi, yang tidak hanya berbicara pada level teknis, namun juga menyentuh sisi emosional dan estetika. Sebagaimana, tema pameran kali ini, "Rekam Jejak Mata Hati," merupakan cerminan dari perjalanan kreatif Agung yang telah melintasi waktu, dengan karya-karyanya yang berkembang dari yang teknis menjadi karya yang lebih peka dan penuh makna.

Sementara itu, sebagai kurator pameran sekaligus seorang Budayawan, Agus Wuryanto menjelaskan, pameran ini merupakan pameran retro spektif, artinya karya-karya yang dipamerkan mencakup perjalanan panjang Agung dari masa ke masa.

“Dari ribuan foto yang ada, kami memilih 30 foto terbaik yang mewakili beragam genre, mulai dari fashion, landscape, jurnalistik, hingga street photography, pemilihan foto-foto ini tidak hanya berdasarkan aspek teknis, tetapi juga pada cerita dan makna mendalam,” jelasnya.

Lanjut Agus, dengan pencahayaan yang dramatis, komposisi yang matang, dan penggunaan warna yang penuh arti, setiap foto dipilih untuk menggambarkan perjalanan Agung sebagai seorang fotografer, serta menunjukkan keindahan yang ditangkapnya.

"Fotografi bukan hanya soal teknik, tetapi bagaimana foto itu bisa berbicara dan menyampaikan perasaan," tambah Agus. 

Selain menampilkan karya-karya terbaik, pameran ini juga memiliki tujuan yang lebih besar, yaitu menginspirasi generasi muda Wonosobo, khususnya para fotografer muda di komunitas HPPW (Himpunan Penggemar Foto Wonosobo). 

“HPPW yang kami dirikan bersama Agung Wiera dan Bambang Henky, bertujuan untuk mendorong para fotografer muda lebih kreatif, menggali potensi lokal, dan mengabadikan keindahan alam serta budaya yang ada di sekitar mereka,” terangnya.

Melalui pameran ini, pihaknya mengingatkan kepada para fotografer untuk tidak hanya menyimpan karyanya dalam format digital yang rentan hilang, tetapi juga mengabadikannya dalam bentuk cetakan.

Lebih lanjut ditegaskan, menikmati foto dalam bentuk cetakan memberikan sensasi yang berbeda, baik dari sisi estetik maupun historis. 

Di balik setiap foto yang dipajang, terdapat kisah dan makna yang lebih dalam. Pameran ini tidak hanya berfungsi sebagai sebuah galeri seni, tetapi juga sebagai catatan sejarah perjalanan karier Agung Wiera. 

Tema "Rekam Jejak Mata Hati" menggambarkan bagaimana Agung mengabadikan perubahan dan perkembangan Wonosobo melalui mata fotografer yang sensitif terhadap detail dan keindahan sekitar.

Agung Wiera telah menjadi saksi bisu bagi sejarah Wonosobo yang terus berkembang. Dalam karya-karyanya, ia mampu menangkap momen-momen berharga dan menjadi bukti perubahan zaman. 

Saat membuka pameran, Sekretaris Daerah Wonosobo, One Andang Wardoyo, menyampaikan apresiasi atas dedikasi Agung Wira dalam mendokumentasikan kehidupan di Wonosobo. "Fotografi bukan sekadar seni menangkap momen, tetapi juga cara merekam sejarah," ujarnya. 

Ia menambahkan bahwa foto-foto Agung akan menjadi dokumen berharga bagi generasi mendatang dalam memahami sejarah Wonosobo, terutama dalam melihat bagaimana daerah ini berkembang dari waktu ke waktu.

Andang berharap pameran ini bisa menjadi inspirasi bagi generasi muda untuk terus berkarya, menjaga warisan budaya, dan mendokumentasikan setiap perubahan yang terjadi. 

"Mas Agung adalah contoh bahwa berkarya dengan hati lebih berarti daripada sekadar mengejar untung," katanya.

Dengan lebih dari tiga dekade, Agung Wira bukan hanya seorang fotografer, tetapi juga seorang pengabdi seni dan sejarah. Pameran ini adalah sebuah ajakan untuk kita semua terutama para fotografer muda lebih peduli dengan dunia sekitar, tidak hanya mengabadikan gambar, tetapi juga momen-momen berharga yang akan menjadi warisan visual bagi generasi yang akan datang.

Agung Wiera telah mengajarkan kita bahwa di balik setiap foto, terdapat cerita, dan melalui mata hati seorang fotografer, kita dapat melihat lebih dalam dan merasakan lebih jauh. Mengajak kita untuk lebih menghargai setiap detil dalam hidup melalui lensa kamera.

0 Komentar

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom yang wajib diisi ditandai dengan tanda *