Monumen Batik Yogyakarta Sering Dirusak Pengunjung
Diakuinya, monumen tersebut terletak di ruang terbuka. Karenanya setiap malam digunakan untuk tidur para gelandangan. Akibatnya daerah tersebut sering digunakan untuk kencing sembarangan. Selama ini untuk mengatasinya UPT Malioboro rutin melakukan patroli di kawasan yang menjadi bagian dari ikon wisata Kota Yogyakarta.
”Kami sudah ada patroli rutin ke sana untuk mengantisipasi orang-orang yang kencing atau muntah sembarangan,” ujarnya.
Pihaknya berharap masyarakat dapat berpartisipasi dengan menjaga kebersihan di kawasan itu. UPT Malioboro juga sudah menyediakan toilet umum di kawasan Malioboro untuk pengunjung atau wisatawan.
Secara terpisah Kasi Tata Perkotaan Dinas Permukiman dan Prasarana Wilayah (Kimpraswil) Wahyu Setyowati mengatakan dalam perbaikan itu tidak mengubah fisik bangunan. Hanya mengganti kaca yang pecah dan kain batik.
”Ini pemeliharaan rutin tiap tahun. Semuanya ada enam titik monumen yang kami pelihara. Targetnya pertengahan November ini selesai,” katanya. Untuk memeihara dan memperbaikai Monumen Batik tersebut Kimpraswil menggunakan anggaran di bawah Rp 50 juta. Oleh sebab itu perbaikan tidak dilakukan melalui lelang.
Monumen Batik didirikan tahun 2009 dengan menampilkan kain batik berbagai motif dalam bingkai kaca yang dipasang melingkari bangunan monumen sebanyak 6 titik.
Sumber : REPUBLIKA.CO.ID
0 Komentar