Muhammadiyah Gelar Sholat Idul Adha Hari Sabtu

 

Sholat Ied sendiri digelar Pengurus Daerah Muhammadiyah Wonosobo, dengan imam merangkap khotib Musbichun Munawar dari Kelibeber dan Sholat dimulai sekitar pukul 06.45. Keputusan jatuhnya idul adha pada tanggal 4 Oktober atau hari Sabtu sendiri merupakan keputusan dari Pimpinan Pusat Muhammadiyah di Jakarta, yang didasarkan pada kesamaan jatuhnya Hari Raya Idul Adha di Arab Saudi. Pemerintah sendiri secara resmi mengumumkan, bahwa Idul Adha jatuh pada tanggal 5 Oktober atau hari Minggu.

Meskipun jatuh pada hari yang berbeda, pemerintah melalu Kepala Kantor Kementerian Agama Wonosobo, Muhtadin, meminta agar hal tersebut tidak dipermasalahkan dan tidak menjadi polemik, justru hal tersebut bisa menjadi sebuah rahmat dalam keberagaman, dan semakin memperkuat tali ukhuwah serta syiar agama.

Musbichun Munawwar dalam khutbah yang mengambil judul kesahajaan manusia dibalik ritual haji, mengingatkan bahwa setiap manusia pada hakekatnya tidak mempunyai apa-apa dan tidak berarti di hadapan Sang Pencipta, namun mereka sering lupa diri. Untuk itu di hari raya Idul Adha ini, bersama-sama dengan jemaah haji yang saat ini berada di Tanah Suci, umat Islam diperintahkan agar banyak mengucap takbir, tahlil, tasbih dan tahmid, memanjatkan doa, dengan merendahkan diri dikarenakan manusia senantiasa membutuhkan Allah Yang Maha Kuasa. Semua pujian yang ditujukan kepada manusia agar senantiasa dikembalikan kepada Allah termasuk segala kejayaan dan kebesaraan yang ada pada manusia juga harus dikembalikan kepada-Nya.

Peringatan Hari Raya Idul Adha juga menjadi pengingat umat Islam pada peristiwa besar yang terdapat dalam surat Al Shaffat ayat 102-108, yakni peristiwa sejarah korban. Menurutnya, ada beberapa pelajaran penting yang dapat diangkat dari ayat tersebut, yakni dialog antara Nabi Ibrahim A.S dengan putranya Nabi Ismail A.S., adalah dialog spiritual yang sangat tinggi nilainya, karena menyangkut nilai-nilai ketaatan dan loyalitas seorang hamba kepada Tuhannya. Kemudian di usia yang masih remaja, Nabi Ismail A.S., telah mencapai kematangan intelektual, emosional dan spiritual yang bisa jadi teladan bagi anak muda sekarang. Selanjutnya adalah adanya nilai kesabaran dan keihklasan dalam menghadapi ujian serta melaksanakan perintah Tuhan yang sangat berat, serta tuntunan untuk selalu bersyukur atas nikmat dari Tuhan.

Dalam khutbah penutupnya, Musbichun mengingatkan setiap Muslim untuk selalu sabar, saling membantu dan mawas diri dalam setiap langkah kehidupan, dengan selalu mengingat jatidiri sebagai makhluk ciptaan Allah yang lemah dan tidak berdaya, sehingga menjauhkan dari sifat sombong atau besar kepala, sembari menghimbau agar setiap Muslim yang mampu untuk berkurban, dengan menyumbangkan hewan kurban kambing atau sapi bagi kaum dhuafa yang sangat membutuhkan uluran dari sesama.

 

Tahun ini, PD Muhammadiyah Wonosobo berhasil mengumpulkan 47 hewan kambing dan 21 hewan sapi untuk selanjutnya disembelih bertahap, mulai Sabtu siang sampai 3 hari ke depan, atau pada hari Tasyrik, di belakang Masjid Al Huda dan akan dibagikan kepada kaum dhuafa. 

0 Komentar

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom yang wajib diisi ditandai dengan tanda *