Operasi Kenakalan Remaja, Tim MUSPIKA Wonosobo Temukan 6 Siswa di WARNET
Operasi ini sendiri merupakan kelanjutan dari operasi penertiban pelajar bolos sekolah, yang didakan sehari sebelumnya di tingkat Kabupaten oleh Kantor KESBANGPOLINMAS, dengan tujuan untuk mengetahui apakah masih ditemukan siswa yang bermain di luar sekolah saat jam sekolah tanpa ijin yang jelas alias membolos.
Selain itu pihaknya sangat tegas terhadap siswa sekolah yang tidak taat aturan sekolah, khususnya saat jam pelajaran sekolah, sebab ia bersama jajaran MUSPIKA Wonosobo sangat peduli pada dunia pendidikan, apalagi saat ini Pemerintah Kabupaten Wonosobo sedang gencar mengkampayekan pendidikan karakter, dengan target terciptanya generasi muda Indonesia masa depan yang berkarakter positif dan berprestasi.
Hal ini juga menjadi bagian dari program MUSPIKA Wonosobo “Tertib Program Sekolah”. Untuk itu ia sangat berharap melalui program ini Kecamatan Wonosobo bisa baik, utamanya dalam aspek pendidikan, sebab pendidikan menjadi salah satu kunci utama capaian Indeks Pembangunan Manusia, yang otomatis menjadi daya dorong terciptanya kesuksesan pembangunan di segala bidang.
Dalam waktu dekat rencananya, ia bersama MUSPIKA akan menggelar operasi serupa dengan target lebih ditingkatkan. Jika sekarang WARNET, tempat permainan PS dan counter HP yang jadi sasaran, operasi berikutnya akan dilakukan di sekolah-sekolah, dengan target kepemilikan HP atau Smartphone siswa, apakah ditemukan file-file berbau pornografi atau tidak. Hal ini sengaja ia lakukan, untuk mengantisipasi penyalahgunaan teknologi informasi di kalangan pelajar, mengingat akses ke hal-hal negatif, seperti pornografi, perjudian dan kekerasan, saat ini sangat gampang diterima pelajar. Hanya saja ia belum memastikan kapan waktunya, sebab hal ini menjadi rahasia dan dikhawatirkan akan bocor di kalangan pelajar.
Untuk kali ini, sangsi yang ia terapkan adalah dengan membawa ke-6 siswa ke Kantor Kecamatan Wonosobo untuk didata dan dibina. Selanjutnya, karena ini merupakan penemuan pertama kali, pihaknya hanya mengundang Kepala Sekolah, Guru atau Kepala Kelurahan/Desa tempat tinggal siswa, untuk kemudian tiap siswa tersebut membuat surat pernyataan untuk tidak mengulangi lagi. Jika pada operasi selanjutnya, siswa-siswa ini masih melakukan hal yang sama, pihaknya akan memanggil orang tua siswa untuk diberi pembinaan dan pengawasan yang lebih ketat, dan jika diulangi ketiga kalinya, pihaknya akan memanggil instansi pendidikan terkait untuk diberikan sangsi yang lebih keras lagi.
Menurut Faisal, ketegasan ini perlu dilakukan agar mereka sadar dan bisa berubah menjadi pelajar yang lebih disiplin, sehingga hal ini bisa menekan angka kenakalan pelajar di Kecamatan Wonosobo dan Kabupaten Wonosobo secara umum.
Di hadapan para guru, Faisal berpesan agar mereka selaku pihak yang bertanggung jawab penuh pada pendidikan anak didik saat jam pelajaran sekolah, mengawasi dengan ketat siswa yang ijin ke luar lingkungan sekolah, termasuk memperketat pemberian ijin kepada siswa, sebab sangat ironis siswa yang berseragam sekolah keluyuran di luar jam sekolah tanpa kejelasan. Selain nama sekolah yang tercoreng, nama dunia pendidikan Wonosobo secara umum juga akan tercoreng.
DANRAMIL Kota Wonosobo, Kapten.Inf.Sugeng Haryanto, mengungkapkan, operasi dimulai sejak pukul 07.00, atau awal masuk sekolah dengan menyisir tempat permainan PS, counter HP dan WARNET di seputaran kota Wonosobo. Hasilnya di tempat permainan PS dan counter HP tidak ditemukan pelajar diluar jam sekolah, namun dari beberapa WARNET yang diperiksa, tiga diantaranya berhasil ditemukan, yakni di WARNET depan SMA Muhammadiyah, WARNET “Delima” di Jalan Bismo dan WARNET “Bagus Net”.
Alasan mereka bermacam-macam, ada yang ijin pulang karena sakit, ada yang mengerjakan tugas serta ada yang mengisi kegiatan sambil menunggu jam pulang karena jam pelajaran sedang kosong.
Menurut KAPOLSEK Kota Wonosobo, AKP.Widayatno, 3 siswa SLTA yang kedapatan di WARNET adalah Dani Arwan Attaqy siswa kelas X SMKN 2 Wonosobo, Akrom siswa kelas XI IPS SMAN 1 Wonosobo dan Rames Ali siswa XI IPS SMAN 1 Wonosobo. Untuk Dani kedapatan sedang main internet di WARNET depan SMA Muhammadiyah sedang Akrom dan Rames kedapatan sedang main internet di WARNET “Delima” di Jalan Bismo.
Sedangkan 3 siswa SLTP yang kedapatan di WARNET “Bagus Net” berasal dari SMP Takhassus Kalibeber, yakni Wahid kelas VII, Arip kelas VII dan Ramzi kelas VIII. Ketiganya warga Kelurahan Kramatan.
Kepala Kelurahan Kramatan, Umaryono, mengaku kecewa adanya siswa dari orang tua yang tinggal di wilayahnya terjaring operasi ini, apalagi dari info yang diperoleh pengelola WARNET ketiganya sering bermain ke tempatnya di saat jam pelajaran sekolah dan kedapatan sering membuka situs-situs porno, meskipun setelah ditanya keberadaan orang tuanya saat ini sedang bekerja di Kalimantan dan luar Wonosobo. Selanjutnya ia akan memanggil langsung orang tua siswa bersangkutan atau walinya sehingga siswa tersebut akan mendapat perhatian dan pengawasan yang lebih baik.
Sementara pihak SMKN 2 Wonosobo mengaku akan memberikan sangsi tegas pada siswanya, apalagi siswa ini ternyata sudah 2 minggu tidak masuk sekolah dengan alasan tidak jelas dan orang tua sudah dipanggil beberapa kali namun tidak pernah datang ke sekolah.
Adapun pihak SMAN 1 Wonosobo, mengaku terkejut ada siswanya yang tertangkap dalam operasi ini, sebab selama ini siswa-siswa SMAN 1 Wonosobo dikenal sangat disiplin terhadap jam sekolah. Untuk itu ia bersama sivitas SMAN 1 Wonosobo lainnya akan memeriksa lebih jauh hal ini dan akan menentukan sikap selanjutnya.
0 Komentar