Pasar Sudah Antisipasi Kenaikan Harga BBM
Yang terpenting, kata Hans, pemerintah segera melakukan serangkaian antisipasi, terutama untuk sektor transportasi dan logistik, agar tidak terlalu terbebani. Tujuannya, kenaikan inflasi tidak terlampau signifikan. "Sebab, kalau biaya transportasi dan logistik naik, harga barang akan langsung naik. Meskipun, secara umum, jika terjadi kenaikan harga BBM, perusahaan sektor consumer akan melakukan adjusting (penyesuaian) harga," ulasnya.
Kepala Riset PT Recapital Securities Andrew Argado mengatakan, yang terpenting adalah antisipasi pemerintah dalam menahan dampak kebijakan tersebut. "Ya, mungkin bisa saja ada subsidi dalam bentuk lain khusus untuk sektor transportasi dan logistik. Kuncinya ada di penyaluran dana penghematan dari kenaikan BBM subsidi itu digunakan untuk apa," kata Andrew.
Andrew menyatakan, harga minyak mentah saat ini sebenarnya terus mengalami penurunan dan bertahan di bawah level USD 100 per barel. "Oil price terus mengalami pelemahan karena antisipasi perlambatan pertumbuhan ekonomi global. Jadi, market sudah meninggalkan komoditas ini," terusnya.
Analis dari First Asia Capital David Sutyanto mengatakan, ada beberapa hal yang menjadi perhatian pasar pascapemilu dan pelantikan Jokowi-JK. Salah satu yang paling utama adalah optimisme yang terlampau tinggi dari masyarakat yang bisa jadi bumerang. "Ekspektasi terlalu tinggi. Khawatirnya, begitu underperform, pasar akan mengalami sentimen negatif. Walaupun bukan berarti jelek, tapi performanya di bawah ekspektasi yang ada," paparnya.
Selain itu, pasar masih khawatir akan kurangnya dukungan pemerintah dari legislatif meskipun iklim politiknya sudah cair. Sementara itu, sentimen politik sesungguhnya saat ini sudah selesai dan pasar hanya akan bereaksi terhadap kebijakan yang akan dilakukan pemerintah baru. "Terakhir dan paling dekat tentu saja rencana kenaikan BBM," imbuhnya.
Sumber : jpnn.com
0 Komentar