Dalam sambutan berbahasa Jawa tersebut, Bupati juga menekankan perlunya semua pihak untuk terus meneguhkan komitmen untuk mewujudkan Kabupaten Wonosobo yang pro investasi, ramah lingkungan, dengan tetap mempertahankan nilai-nilai luhur budaya, serta semakin ramah terhadap hak asasi manusia. Semua pihak, mulai dari kalangan birokrasi di lingkup Pemerintah Daerah, hingga seluruh elemen masyarakat diharapkan mampu menjaga komitmen tersebut, demi terciptanya kemajuan dan kesejahteraan dalam kedamaian dan keharmonisan di Kabupaten Wonosobo.

Terkait situasi terkini menjelang momentum pergantian pimpinan nasional dan Idul Fitri 1435 Hijriyah, Bupati juga meminta masyarakat dan semua pihak terkait agar menjaga keamanan dan ketertiban di seluruh wilayah. Terciptanya rasa aman, nyaman dan kedamaian di setiap lapisan masyarakat, diyakini akan memudahkan Wonosobo mewujudkan cita-cita, menjadi Kota Investasi nan ASRI, yang sarat nilai luhur dan berpihak pada hak asasi manusia sepenuhnya. Kepada semua pihak yang telah mengupayakan terwujudnya harapan tersebut, Bupati memberikan apresiasi dan rasa terimakasih, seraya mengajak untuk terus menjaga kebersamaan membangun Wonosobo tercinta.

Dalam perhelatan upacara akbar di alun-alun Kota, yang juga menjadi media pengembalian panji-panji kebesaran dari para Camat kepada Bupati tersebut, puluhan seniman tari juga menampilkan kreasi terbaru yang menggambarkan ihwal munculnya Sungai Serayu. Perpaduan tarian bertajuk Bimo Lukar Mata Air Peradaban, berhias aneka kostum-kostum semarak, berhasil memukau dan menghibur semua hadirin, mulai dari yang berada di tenda kehormatan, seperti Ketua DPRD, Wakil Bupati, Jajaran FKPD, hingga Sekda dan pimpinan SKPD di lingkup Pemkab, hingga peserta upacara dari 15 Kecamatan, beserta perwakilan dari BUMN-BUMD.