Ratusan Kader BKB Paripurna Ikuti Pelatihan

 

Hal ini sesuai tujuan keberadaan program BKB, yakni sebagai upaya untuk meningkatkan pengetahuan orang tua dan anggota keluarga lainnya dalam pengasuhan agar anak tumbuh dan berkembang secara optimal melalui interaksi orangtua dan anak secara efektif.

Pada awalnya, fokus program ini adalah anak usia 0-2 tahun, sebab usia ini adalah masa keemasan, dimana pada masa ini, pertumbuhan fisik dan perkembangan kecerdasan, mental, sosial dan spiritual berkembang dengan pesat. Apabila pada masa ini orang tua dan anggota keluarga lainnya tidak memberikan stimulasi yang komprehensif dan holistik maka anak akan mengalami keterlambatan dalam mencapai tumbuh kembang yang optimal. Dalam perkembangannya sasaran program ini berkembang, tidak hanya anak usia 0-2 tahun, tapi juga sampai 6 tahun.

BKB sendiri punya visi agar seluruh keluarga balita menjadi anggota aktif kelompok BKB-anak untuk mewujudkan keluarga yang berkompetensi dalam pengasuhan dan pembinaan tumbuh kembang balita serta meningkatkan kesertaan, pembinaan dan kemandirian keluarga dalam ber KB.

Adapun pengelompokkan BKB ada tiga, yakni BKB dasar, berkembang dan paripurna. BKB dasar memiliki ciri jumlah pengurus hanya 1 orang dengan jumlah kader 1 orang per kelompok umur dimana kader yang sudah dilatih minimal 50% dan cakupan kesertaan BKB 50%. Pada BKB dasar, media penyuluhan belum ada dan belum ada pendanaan dari masyarakat. Sedang BKB berkembang memiliki pengurus 1 sampai 2 orang dengan jumlah kader 1-2 orang per kelompok umur dimana kader yang sudah dilatih 50-75% dan cakupan kesertaan BKB 50-75%. Pada BKB ini media penyuluhan sudah ada dan pendanaan dari masyarakat kurang dari 50%.

Sementara BKB paripurna memiliki pengurus lebih dari 2 orang dengan jumlah kader lebih dari 2 orang per kelompok umur dimana kader yang sudah dilatih lebih dari 75% dan cakupan kesertaan BKB lebih dari 75%. Pada BKB ini media penyuluhan sudah ada, bahkan sudah baku dan berkembang dengan pendanaan dari masyarakat lebih dari 50%. Pada BKB ini tiap kader juga sudah memegang KKA atau Kartu Kembang Anak yang berfungsi mencatat perkembangan tiap anak balita yang diperiksanya.

Selain untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan pengelola dalam mengmbangkan kelompok BKB paripurna, pelatihan ini juga untuk meningkatkan jumlah BKB paripurna. Tercatat jumlah BKB di Wonosobo ada 579 kelompok. Untuk BKB dasar ada 155 kelompok, BKB berkembang 137 kelompok dan BKB paripurna 70 kelompok.

Pihaknya menargetkan, meski saat ini baru 18 kelompok BKB paripurna yang mengikuti pelatihan, tahun depan seluruh BKB paripurna bisa mengikuti, bahkan termasuk BKB dasar dan berkembang agar bisa meningkat menjadi BKB paripurna.

Sedangkan terkait BKB holistik integratif, program ini lebih pada memberdayakan program BKB yang diintegrasikan dengan lintas sektor, seperti posyandu, PAUD dan Keluarga Berencana. Tiap kader BKB masuk dalam kegiatan tersebut untuk melaksanakan berbagai kegiatan secara holistik, mulai dari aspek fisik, stimulasi mental, emosional dan sosial.

Salah satu narasumber, Hastutik dari UPT Badan KB Kecamatan Kaliwiro, menyampaikan setiap kader KB bisa menggunakan berbagai media dalam memberikan penjelasan kepada ibu dan balita, asalkan media yang digunakan gampang dipahami, murah dan tidak berbahaya seperti alat peraga eduktif atau APE.

 

Hastutik menambahkan, beberapa penghargaan behasil diraih kader BKB Wonosobo, seperti yang terbaru BKB “Kasih Ibu” desa Bener Kecamatan Kepil, berhasil menjadi juara I BKB tingkat Provinsi Jawa Tengah dan berhasil maju ke tingkat nasional. Meskipun belum berhasil menjadi yang terbaik di  tingkat nasional, pihaknya optimis di tahun-tahun mendatang BKB asal Wonosobo bisa meraih juara, jika melihat antusias para kadernya.

0 Komentar

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom yang wajib diisi ditandai dengan tanda *