Sekda Minta Nuzulul Qur’an Jadi Momentum Refleksi Diri Masyarakat

 

Menurut Eko, peristiwa Nuzulul Qur’an atau turunnya Al Aqur’an, yang merupakan Kalam Illahi merupakan petunjuk bagi manusia dan pembeda antara yang haq dan yang batil, sehingga bisa menuntun masyarakat untuk memahami apakah perbuatan mereka sudah benar atau betul, dan selanjutnya bisa menjadikannya sebagai koreksi dalam keseharian mereka.

Nuzulul Qur’an sendiri mengandung makna historis untuk merespon, menjawab dan memberi tuntunan bagi manusia dalam menjalani kehidupannya. Oleh karena itu, dalam mempelajari ayat-ayat Al Qur’an diperlukan pemahaman yang menyeluruh, tidak hanya tekstual saja, namun harus dilihat konteks kesejarahan yang mengiringi turunnya ayat. Sebab jika tidak, masyarakat akan terjebak pada pemahaman yang dangkal, yang dapat menyesatkan pikiran dan perbuatan mereka.

Eko juga mengajak semua pihak untuk saling bergandengan tangan, menyatukan tekad dan langkah, mempererat tali silaturahmi di antara sesame dan senantiasa menebarkan kasih saying, apalagi Bangsa Indonesia secara umum dan Kabupaten Wonosobo khususnya, baru saja melaksanakan hajatan pesta demokrasi pemilihan presiden dan wakil presiden tahun 2014, yang telah memunculkan banyak perbedaan pendapat dan pilihan.

Untuk itu, di hadapan ratusan jamaah sholat Taraweh yang hadir dalam acara tersebut, Eko meminta, dengan tidak menjadikan perbedaan pendapat dan pilihan tersebut merusak perdamaian di tengah masyarakat, namun tetap harus bisa berpikir bijak dan arif, dengan menjadikannya sebagai sebuah rahmat, yang akan lebih meningkatkan kualitas ukhuwah islamiyah serta harmonisasi di tengah masyarakat Kabupaten Wonosobo, apalagi dengan adanya momentum peringatan Nuzulul Qur’an, yang merupakan tonggak turunnya wahyu kitab suci Al Qur’an ke muka bumi.

Al Qur’an merupakan rangkaian firman Allah yang diturunkan kepada nabi Muhammad SAW melalui perantara Malaikat Jibril, sebagai pedoman hidup bagi manusia dalam menata kehidupan, demi mencapai kebahagiaan lahir dan bathin, baik di dunia maupun di akhirat.

Eko juga mengajak agar semua pihak bisa menjadikan momentum tersebut untuk mengingatkan diri mereka masing-masing, khususnya umat muslim, untuk kembali ke khittah sebagai umat yang taat hukum, umat yang cinta kedamaian dan penebar kasih sayang, menuju terwujudnya kehidupan masyarakat di Kabupaten Wonosobo yang lebih harmonis, aman, tenteram dan damai.

Sementara itu, Ketua PD Muhammadiyah Wonosobo, H.Soleh Yahya, dalam tausiyahnya menyampaikan konsep-konsep yang dibawa Al Qur’an selalu relevan dengan segala permasalahan yang dihadapi manusia, karena itu ia diturunkan untuk mengajak manusia berdialog dengan penafsiran, sekaligus memberikan solusi terhadap problema tersebut di manapun mereka berada, sehingga Al Qur’an merupakan kitab suci sepanjang masa yang relevan di masa lalu, masa kini, maupun masa depan.

 

Luas dan keberagaman cakupan tema Al Qur’an merupakan hal yang sangat unik. Al Qur’an juga mengalihkan perhatiannya kepada masa lalu yang jauh dalam sejarah perjalanan umat manusia sekaligus mengarah ke masa depannya dengan tujuan mengajarkan tugas-tugas masa kini. Al Qur’an melukiskan gambaran dan tanda-tanda yang mengundang manusia untuk segera menarik pelajaran darinya agar menjadi manusia yang lebih berkualitas.

0 Komentar

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom yang wajib diisi ditandai dengan tanda *