Surono: Letusan Slamet Tak Sebesar Merapi
Menurut dia, berdasarkan catatan letusannya, sejak 1772?erupsi Gunung Slamet tidak pernah melebihi "Volcanic Eruption Index II".
"Artinya secara total dalam satu periode letusan Gunung Slamet maksimum hanya sekitar dua juta meter kubik material vulkanis yang dilepaskan," katanya.
Ia mengatakan, dengan kondisi tersebut maka kawasan rawan bahaya radius empat kilometer dari puncak gunung. "Jika dibandingkan dengan Gunung Merapi, letusan Gunung Slamet? belumlah mencapai seperseratusnya," kata dia.
Surono mengatakan, Gunung Merapi yang pada 2010 meletus besar, masuk dalam skala "Volcanic Eruption Index IV".
"Sedangkan Gunung Slamet belum pernah melewati 'Volcanic Eruption Index II'. Skala letusan dua ke tiga, itu 10 kali lipat, lalu dua ke empat seratus kali lipat. Artinya selama ini Slamet belum melewati seperseratusnya Merapi," katanya.
Menurutnya, masyarakat tidak perlu panik dengan kehebohan suara dentuman yang terdengar hingga cukup jauh ataupun besarnya cahaya lava pijar yang terlihat di Gunung Slamet.
"Sampai dengan saat ini ancaman bahaya Gunung Slamet tetap di radius empat kilometer dari puncak. Sekarang ini lebih banyak kehebohan tentang dentumannya kedengaran sekian kilometer, material pijarnya kelihatan berpijar besar, tapi bahayanya tetap radius empat kilometer," jelasnya.
Melakukan langkah antisipasi dengan persiapan pengungsian, kata dia, itu satu hal yang harus dilakukan. Namun untuk mengambil langkah-langkah yang terukur dan tepat haruslah mempelajari karatakteristiknya.
"Yang dihebohkan, suara dentumannya lalu ada asap bulat mirip gambar bebek, padahal jarak radius bahayanya empat kilometer. Kenapa? Karena kita memang suka heboh," katanya.
Aktivitas Gunung Slamet Berangsur Turun
PEMALANG -- Aktivitas kegempaan Gunung Slamet relatif menurun. Namun, gunung tertinggi di Jawa Tengah ini masih berstatus siaga.
Berdasarkan pantauan dari Pos Pengamatan Gambuhan, Kecamatan Pulosari, Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah sepanjang Sabtu (13/9) pukul 12.00 WIB hingga pukul 18.00 WIB sudah tidak terjadi kegempaan.
Secara visual cuaca cukup cerah dan angin bertiup tenang. Asap tipis putih teramati hingga ketinggian 300 meter.
Kondisi ini berbeda dengan periode enam jam aebelumnya --pukul 06.00 WIB hingga pukul 18.00 WIB-- yang masih terpantau 18 kali kegempaan hembusan.
Petugas Pos Pengamatan Gambuhan, Nurcholis mengatakan sejak pukul 02.00 WIB aktivitas kegempaan relatif menurun. "Namun status masih tetap siaga," tambahnya.
PMI Siaga Di Sekitar Gunung Slamet
SEMARANG -- Palang Merah Indonesia Jawa Tengah telah bersiaga di lima kabupaten di sekitar Gunung Slamet, yakni Kabupaten Brebes, Tegal, Pemalang, Banyumas, dan Purbalingga, guna menyiapkan pengungsian dan lainnya.
"Kami telah bersiaga di lima kabupaten itu, di antaranya menyiapkan pengungsian. Di Brebes, kami bagi-bagi masker kepada masyarakat," kata Ketua Palang Merah Indonesia (PMI) Jateng Sasongko Tedjo di Semarang, Sabtu (13/9).
Penyiagaan di lima kabupaten itu, kata dia, dilakukan agar personel lebih "stand by" jika menghadapi kemungkinan terjadinya peningkatan aktivitas Gunung Slamet yang semakin membahayakan. Ia mengatakan sejumlah personel sudah dilatih untuk menghadapi kondisi bencana, meliputi pendirian posko bencana, tempat pengungsian, kesiapan tim medis, hingga penyediaan dapur umum bagi pengungsi.
"Sejauh ini, kami terus memantau perkembangan aktivitas Gunung Slamet. Dari laporan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jateng sudah ada sekitar 1.170 warga yang mengungsi," katanya.
Namun, Sasongko menegaskan keputusan warga untuk mengungsi dari tempat tinggalnya di lereng Gunung Slamet itu dilakukan lebih karena kekhawatiran, belum sampai pada kondisi yang mengkhawatirkan.
Sementara itu, Kepala Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Surono menyatakan aktivitas Gunung Slamet yang berbatasan dengan lima kabupaten di Jateng itu cenderung menurun. "Penurunan aktivitas Gunung Slamet diketahui dari hasil pengamatan PVMBG (Pusat Vulkanologi dan Mitigas Bencana Geologi) di Pos Pengamatan Gunung Api Slamet, Desa Gambuhan, Pemalang," katanya.
Pada pengamatan aktivitas Gunung Slamet, Sabtu, pukul 06.00-12.00 WIB, kata dia, teramati embusan asap putih tipis setinggi 200 meter dari puncak condong ke Barat dan terekam 18 kali gempa embusan.
Hasil pengamatan itu menunjukkan penurunan aktivitas dibanding pengamatan pada Sabtu, pukul 00.00-06.00 WIB yang memperlihatkan embusan asap putih setinggi 50-100 m, 44 kali gempa embusan, dan enam kali gempa termor. Mbah Rono, sapaan akrab Surono mengharapkan aktivitas Gunung Slamet semakin menurun sehingga gunung tertinggi di Jateng itu dapat kembali "tidur".
Meski demikian, Mbah Rono mengimbau masyarakat untuk tidak beraktivitas dalam radius empat kilometer dari puncak Gunung Slamet karena aktivitas gunung tersebut masih "fluktuatif".
Sumber : REPUBLIKA.CO.ID
0 Komentar