Tangkal Paham Radikalisme, Ponpes Perlu Tampil Lebih “Seksi”

 

Arti kata seksi tersebut, dijelaskan Ahmad yang menjadi pembicara bersama Ketua MUI Kabupaten Wonosobo, Drs KH Muchotob Hamzah MM, bukan berarti Ponpes harus tampil genit dan seronok, melainkan perlu menampilkan citra pondok pesantren yang lebih terbuka, dan tak canggung berbaur dalam berbagai kegiatan kemasyarakatan. Kepedulian Ponpes terhadap peristiwa-peristiwa aktual yang terjadi di masyarakat sekitar, menurut Ahmad bisa menjadi salah satu contoh. Dengan terlibat lebih banyak dalam kegiatan di masyarakat, maka secara alamiah, sebuah pondok pesantren tentunya akan tampil lebih menarik bagi masyarakat, sehingga tidak akan kesulitan ketika harus menyampaikan pesan-pesan penting seperti kewaspadaan dini terhadap potensi radikal yang setiap saat bisa muncul di sekelilingnya.

Senada dengan Ahmad, Bupati Wonosobo HA Kholiq Arif, yang dalam sarasehan tersebut bertindak sebagai moderator, juga menilai ponpes memiliki peran penting dan strategis dalam membantu Pemerintah Daerah mencegah penyebaran paham-paham radikal di masyarakat. Di depan tak kurang dari 800 peserta sarasehan yang terdiri dari Muspika, Kepala Desa dan Kepala Kelurahan, pengasuh pondok pesantren, forum kerukunan umat beragama, organisasi massa dan kepemudaan serta pelajar se-Kabupaten Wonosobo, Bupati berharap agar suasana keamanan dan ketertiban yang telah kondusif bisa terus dijaga. Secara tegas, Kholiq menyebut, bahwa harmonisasi sosial yang telah tercipta di Kabupaten Wonosobo saat ini membutuhkan perjuangan panjang dan ongkos yang tidak sedikit. Karena itu, akan sangat sayang bila infiltrasi paham-paham radikal yang hanya demi kepentingan segelintir pihak tidak bertanggung jawab, merusak kedamaian di Wonosobo.

Kepada segenap perwakilan peserta sarasehan, yang dalam kesempatan tersebut juga membacakan deklarasi bersama menolak paham ISIS, Bupati menyampaikan terimakasih atas komitmen yang telah dibangun. Apresiasi mendalam juga diungkapkan Bupati kepada Dandim 0707 dan Kapolres Wonosobo, yang selama ini telah bahu-membahu mencegah munculnya paham radikal, dengan melakukan upaya-upaya preventif secara berkelanjutan. Diharapkan, melalui forum sarasehan yang digelar Kantor Kesbangpolinmas tersebut, masyarakat juga akan lebih memahami arti pentingnya menangkal paham radikal maupun segala bentuk terorisme di Kabupaten Wonosobo.

 

Harapan tersebut seiring dengan tujuan penyelenggaraan sarasehan, yang menurut Kepala Kantor Kesbangpolinmas, Drs Hadi Soesilo, adalah untuk menanggulangi dan menangkal masuknya paham radikal dan terorisme, termasuk ISIS, karena paham tersebut bertentangan dengan Pancasila sebagai ideologi Bangsa Indonesia.

0 Komentar

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom yang wajib diisi ditandai dengan tanda *