Tim Sepak Takraw Pelajar Putri Wonosobo Raih Juara dalam Kejurda Sepak Takraw Pelajar Tingkat Jawa Tengah

 

Menurut Ketua Persatuan Sepak Takraw Wonosobo, Gatot Hermawan, raihan ini merupakan yang pertama kalinya diraih tim Sepak Takraw Pelajar Wonosobo dalam ajang ini, sejak keikutsertaannya pada tahun 2004.

Tm Takraw putri Wonosobo sendiri diwakili oleh gabungan 2 sekolah, yang selama ini langganan juara takraw di level Kabupaten,  yakni MTs Maarif Kejajar dan SMA NU Kejajar.

Dimotori oleh Masrifah (16) asal MTs Maarif Kejajar, tim takraw putri Wonosobo berhasil mengalahkan tim Jepara dengan skor 21-04, 21-16

Sayangnya torehan gemilang tim takraw putri, tidak diikuti oleh tim takraw putra yang juga diwakili oleh MTs Maarif Kejajar dan SMA NU Kejajar. Tim putra harus puas di tempat kedua setelah kalah dari tim Kendal dengan skor 21-14, 11-21 dan 15-21

Gatot menambahkan, kejadian miris sempat menimpa timnya. Saat malam semifinal, tanggal 24 Juni malam, sesaat setelah tim takraw putra dan putri dipastikan maju ke babak final, 3 orang dari tim putri dan 1 orang dari tim putra keracukanan makanan. Akibatnya ke empat orang ini harus dirawat di RS Karyadi Semarang selama 2,5 jam. Beruntung keesokan harinya, jelang final, 26 Juni pagi, kondisi mereka membaik dan bisa tampil di final.

Atas raihan ini, pihaknya cukup optimis bisa mengembangkan sepak takraw di Wonosobo dan mampu berbicara di level Nasional bahkan Internasional, minimal salah satu atletnya bisa lolos di level Asia Tenggara, mewakili Indonesia dalam ajang SEA GAMES.

Meski demikian pihaknya tidak menampik kendala pendanaan yang selama ini dihadapi masih jadi ganjalan pihaknya, khususnya dalam menggelar ajang kompetisi di tiap level dalam skala Kabupaten maupun mengirimkan regu atau atlet di ajang kompetisi Sepak Takraw, baik di tingkat Provinsi maupun nasional. Oleh karena itu pihaknya masih mengharapkan bantuan dari pihak terkait, baik swasta, Pemerintah, organisasi keolahragaan maupun semua elemen masyarakat Wonosobo yang peduli Sepak Takraw. 

 

Sementara menurut sang pelatih, Ahmad Hamdi yang sehari-hari jadi guru di MTs Maarif, ia mulai menyiapkan latihan rutin bagi anak didiknya jelang Kejurda Pelajar sejak akhir Mei. Setiap hari, kecuali Minggu, mulai jam 2 siang sampai 4 sore bertempat di balai desa Kreo Kejajar ia menggembleng mereka dengan memakai alat seadanya. Seperti lantai yang harusnya dari matras tapi karena keterbatasan alat hanya beralaskan lantai yang keras, serta hanya sebatas net atau jala dan seharusnya memakai gantungan bola dan ring hop untuk melatih pemerataan skill.

0 Komentar

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom yang wajib diisi ditandai dengan tanda *