Waduh, Batik Laweyan Mencemari Sungai Di Solo

 

Eko mengaku mempunyai bukti riil, berikut dokumentasi ihwal kondisi pencemaran sungai di sana. Banyak foto-foto ikan mati di sepanjang sungai. Termasuk pabrik tekstil yang sengaja membuang limbah ke Kali Jenes dan Kali Wingko.

Tingkat pencemaran sungai, kata Eko, sangat parah. Ini dibuktikan matinya ikan Sapu-Sapu. Padahal, jenis ikan warna hitam legam ini paling tahan hidup dalam kondisi air tercemar. ''Kalau ikan Sapu-Sapu saja mati, berarti tingkat pencemaran sangat parah,'' tambahnya.

NMLK tak tinggal diam. Ia sudah melayangkan surat pengaduan ke Walikota Solo seputar pencemaran lingkungan di sini. Surat pengaduan dilampirkan hasil penelitian laboratorium dari Kementerian Kesehatan.

NLMK menuding produksi tektil Kampung Batik Laweyan menjadi penyumbang rusak ekosistem Kali Jenes. ''Kami memiliki bukti foto tentang banyak ikan jenis Sapu Sapu mati, foto pekerja pabrik batik yang melakukan proses pencucian batik di kali''. NLMK juga mengantongi hasil penelitian laboratorium dari Kementerian Kesehatan terkait kadar pencemaran Kali Jenes. 

Eko ajukan solusi terkait semakin parah kondisi sungai. Menurutnya, penanganan sungai dan bantaran harus menggunakan teknologi. Dan, melibatkan masyarakat sekitar.

''Masyarakat bantaran kali, orang terdepan yang bisa menjaga kondisi sungai ini. Nah, seharusnya mereka dilibatkan dalam mengatasi permasalahan ini. Sehingga jika sampai sungai tercemar, mereka yang ambil tindakan. Tidak diam saja, seperti sekarang''. 

Penanganan sungai harus menggunakan teknologi dan melibatkan warga. ''Masyarakat bantaran kali, orang terdepan yang bisa menjaga kondisi sungai ini. Nah, seharusnya mereka dilibatkan dalam mengatasi permasalahan ini. Sehingga jika sampai sungai tercemar, mereka yang ambil tindakan. Tidak diam saja, seperti sekarang''. 

Kepala Balai Lingkungan Hidup (BLH) Solo, Agus Sutrisno, mengaku sudah melakukan komunikasi dengan NLMK. Namun, soal surat aduan belum diterima. Sedang Wakil Walikota, Achmad Purnomo, berjanji akan melakukan pendalaman, berkut mencari tahu biang pencemaran. ''Kami segera cari tahu kebenaran pencemaran. Jika benar, maka segera melakukan tindakan,''katanya.

 

IPAL Kampung Batik Laweyan Diakui Belum Optimal

SOLO -- Dua sungai legendaris yang membelah Kota Solo diduga tercemar akibat semakin berkembangnya industri tekstil di Solo. Berdasarkan hasil penelitian Kali Jenes dan Kali Wingko tercemar berat hingga mengakibatkan matinya sejumlah ikan di sana. 

Menanganggapinya, Ketua Forum Pengembangan Kampoeng Batik Laweyan, Alpha Fabela Priatmono, akan melakukan tinjauan lapangan terkait isu miring tersebut.

''Kami belum mendengar adanya berita ini. Jika benar, kami akan melakukan tinjauan lapangan dulu. Kami perlu melakukan tinjauan, karena kami sering melakukan sosialisasi terkait pembuangan limbah industri batik ke anggota,'' katanya.

Menurut Alpha, sebenarnya ada instalasi pengolahan air limbah (IPAL) komunal di Kampoeng Batik Laweyan. Namun, optimalisasi pemakaian dirasa masih kurang. Sehingga masih banyak unit produksi batik belum bisa mengolah limbah batik dalam IPAL komunal. 

Eko Setyo Winarto, Ketua LSM Paguyuban Ngrekso Lepen Mangku Keprabon (NLMK), mengaku mempunyai bukti riil, berikut dokumentasi ihwal kondisi pencemaran sungai di sana. Banyak foto-foto ikan mati di sepanjang sungai. Termasuk pabrik tekstil yang sengaja membuang limbah ke Kali Jenes dan Kali Wingko.

Tingkat pencemaran sungai, kata Eko, sangat parah. Ini dibuktikan matinya ikan Sapu-Sapu. Padahal, jenis ikan warna hitam legam ini paling tahan hidup dalam kondisi air tercemar. ''Kalau ikan Sapu-Sapu saja mati, berarti tingkat pencemaran sangat parah,'' tambahnya.

 

Sumber : REPUBLIKA.CO.ID

0 Komentar

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom yang wajib diisi ditandai dengan tanda *