Warga Panik, Gunung Merbabu Bergemuruh?

Riyadi, warga setempat mengatakan, ia mendengar suara gemuruh disertai kilat sekitar satu jam, mulai pukul 22.00 WIB hingga pukul 23.00 WIB. Ia mengatakan suara tersebut membuat sebagian warga Banyusidi yang berjarak sekitar 15 kilometer dari puncak Merbabu itu terkejut hingga ke luar dari rumahnya masing-masing.

"Kami khawatir suara gemuruh itu terjadi karena aktivitas vulkanik Gunung Merbabu meningkat. Suara gemuruh tersebut terdengar dari sisi utara Gunung Merbabu. Lalu kilat menyambar dengan cahaya terang juga terlihat," katanya.

Kepala Balai Taman Nasional Gunung Merbabu Wisnu Wibowo mengatakan, hingga sekarang tidak ada peningkatan aktivitas vulkanik Gunung Merbabu. Ia mengatakan suara gemuruh dan kilat tersebut kemungkinan sebagai fenomena alam memasuki pergantian musim, dari musim hujan ke musim kemarau.

"Hingga sekarang Gunung Merbabu masih berstatus aktif normal. Gunung ini mengalami erupsi terakhir pada tahun 1600," katanya.

 

Penambang Merapi Tewas Tertimpa Longsor

MAGELANG -- Seorang penambang pasir di lereng Gunung Merapi di kawasan hulu Sungai Bebeng meninggal dunia setelah tertimpa material longsoran pada Rabu siang (1/4).

Korban meninggal tersebut adalah Fatoni (40 tahun), warga Dusun Cawaan, Desa Srumbung, Kecamatan Srumbung. Korban meninggal di lokasi kejadian karena mengalami luka parah pada bagian kepala, leher, dan tangan.

Seorang saksi Sutrisno mengatakan saat kejadian korban menambang bersama tiga rekannya, yakni Supri (35), Sukri (40) dan Busri (30). Mereka berasal satu kampung dengan korban.

Ia mengatakan tiba-tiba tebing longsor, tiga rekan korban berhasil menyelamatkan diri, namun korban menabrak "angkong" dan tertimpa batu padas besar.

"Ada suara teriakan dan kami menoleh ternyata tebing longsor. Fatoni tidak sempat lari karena menabrak angkong dan tertimbun longsoran," katanya.

Ia mengatakan jenazah korban dievakuasi menggunakan truk. Lokasi kecelakaan itu masuk wilayah Sungai Bebeng atau Cawang Kulon. Lokasi kejadian dari perkampungan terdekat, yakni Desa Kaliurang, Kecamatan Srumbung berjarak sekitar enam kilometer melalui alur sungai.

"Korban mencari pasir persis di bawah tebing setinggi 50 meter. Lokasi itu memang sangat berbahaya karena tebing tinggi yang sudah gembur sehingga rawan longsor," katanya.

 

Sumber : REPUBLIKA.CO.ID

0 Komentar

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom yang wajib diisi ditandai dengan tanda *