Wujudkan Generasi Sehat, Hebat dan Dahsyat, PORSEMA XIII Resmi Dibuka Bupati Wonosobo

Mengusung tema “Kolaborasi Membangun Generasi yang Sehat, Hebat, dan Prestasi Dahsyat untuk Nusantara yang Kuat”, Pekan Olahraga dan Seni Ma’arif (PORSEMA) XIII PWNU Jawa Tengah tahun 2025, resmi dibuka Bupati Wonosobo Afif Nurhidayat di Gedung Adipura Kencana, Rabu (10/9/2025). Hadir dalam acara tersebut, Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama RI, Prof. Dr. Amin Suyitno, M.Ag, dan pengurus Lembaga Pendidikan Ma’arif NU dari seluruh Jawa Tengah.

Dalam sambutannya, Bupati Wonosobo Afif Nurhidayat menyampaikan bahwa PORSEMA bukan sekadar ajang kompetisi, namun merupakan momentum strategis dalam pengembangan karakter generasi muda.

“PORSEMA menjadi ajang pertemuan insan pendidikan di lingkungan Ma’arif NU se-Jawa Tengah yang patut kita sambut dengan semangat positif. Seni yang menghaluskan jiwa dan olahraga yang menguatkan fisik adalah dua pilar penting dalam pembentukan karakter generasi unggul,”ungkap Bupati.

Afif mengajak, dalam ajang kompetisi olahraga dan seni yang diikuti ribuan peserta dari seluruh kabupaten/kota di Jawa Tengah ini, untuk menjunjung tinggi nilai sportivitas, kebersamaan, dan ekspresi diri yang positif, sembari menegaskan bahwa kegiatan ini harus menjadi wahana aktualisasi bakat dan minat pelajar Ma’arif NU.

“Kami ucapkan selamat datang kepada seluruh kontingen di Wonosobo. Jadikan PORSEMA sebagai ruang silaturahmi dan unjuk prestasi. Semoga Lembaga Pendidikan Ma’arif terus memberi kontribusi besar dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang beriman, cerdas, dan cinta Tanah Air,” tambahnya.

Melalui penyelenggaraan ini, Pemerintah Kabupaten Wonosobo berharap PORSEMA XIII dapat menjadi warisan semangat kolaborasi yang membentuk generasi NU yang tangguh, berkarakter, dan mencintai Indonesia.

Sementara itu, Ketua Lembaga Pendidikan Ma’arif NU PWNU Jawa Tengah Fakhruddin Karmani mengatakan bahwa Porsema XIII tahun 2025 di Kabupaten Wonosobo diikuti 5577 peserta, 1794 official, dan 4000 lebih partisipan yang akan meramaikan Porsema XIII di Wonosobo.

Dijelaskan, kompetisi dua tahunan yang saat ini diselenggarakan di Wonosobo memilih “Si Dombos”, sebagai maskot PORSEMA 2025. Mengingat, sosok Si Dombos melambangkan ketangguhan, persahabatan, dan kehangatan. Hal ini, selaras dengan logo PORSEMA, yang menggambarkan energi kolaborasi, sportivitas, dan semangat prestasi.

“Kami ingin melahirkan pelajar yang sehat jasmani, kuat rohani, berprestasi, serta berkarakter Aswaja An-Nahdliyah. PORSEMA juga menjadi sarana silaturahmi, kolaborasi, sekaligus upaya membangun budaya sportivitas,” ujarnya.

PORSEMA XIII menghadirkan 29 cabang lomba, terdiri atas 11 cabang olahraga dan 18 cabang seni. Cabang olahraga meliputi catur, lari jauh, lari sprint, tenis meja beregu, bulutangkis, bola voli, futsal, sepak takraw, senam Nahdlatul Ulama (SNU), lompat jauh, dan basket.

Sementara cabang seni mencakup Pencak Silat NU Pagar Nusa Seni Wiraloka, debat bahasa Inggris dan Arab, kaligrafi, desain poster digital, MTQ, puisi religi, qasidah religi, pidato dalam empat bahasa, penulisan biografi kiai lokal, rebana, film dokumenter NU, hingga festival talenta PDBK.

Jelas Fakhruddin, rangkaian kegiatan dimulai pada Rabu, 10 September 2025 dengan registrasi, rapat koordinasi pimpinan kontingen, dan upacara pembukaan di Halaman Sasana Adipura Kencana. Selanjutnya, Kamis dan Jumat, 11–12 September 2025, seluruh lomba digelar serentak di venue masing-masing, mulai dari Stadion Kalianget, GOR Tobong Kertek, GOR Watu Gong, hingga kampus UNSIQ Wonosobo.

“Penutupan akan dilaksanakan pada Sabtu, 13 September 2025 di Pendopo Kabupaten Wonosobo dengan pengumuman juara umum, penyerahan medali, dan acara sayonara,” terangnya.

Dengan semangat kolaborasi dan sportivitas, PORSEMA XIII diharapkan melahirkan pelajar NU yang tangguh, berprestasi, dan loyal terhadap NU serta NKRI. Menurutnya, PORSEMA bukan sekadar kompetisi, tetapi sebuah gerakan bersama untuk membangun generasi muda yang sehat, hebat, dan siap memperkuat Nusantara.

Sementara itu, Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama Prof. Dr. Amin Suyitno, M.Ag., menegaskan bahwa PORSEMA harus menjadi ajang “tigaolah” — olah raga, olah rasa, dan olah jiwa, sehingga lahir generasi yang seimbang secara fisik, emosional, dan spiritual.

“PORSEMA Ma’arif tidak boleh hanya seperti porseni biasa. Ia harus melahirkan three-in-one generation: sehat jasmani, kuat rohani, dan cerdas emosional. Ini sejalan dengan filosofi Wonosobo: Hamemayu Hayuning Bawono, harmoni antara manusia, alam, dan Tuhan,” ungkapnya dalam pidato inspiratif.

Ia juga menyampaikan program kurikulum berbasis cinta dan panca cinta, yang kini menjadi inisiatif penting Kementerian Agama RI, guna memperkuat pembelajaran yang penuh kasih dan empati di lingkungan pendidikan Ma’arif NU.

0 Komentar

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom yang wajib diisi ditandai dengan tanda *