YLKI Curiga Ada Mafia di Balik Ludesnya Tiket Mudik KAI

 

Pada pembukaan yang dilakukan pukul 00.00 WIB, hampir seluruh situs resmi penjualan tiket KAI tidak bisa dibuka. Di layanan call center 121 pun, yang dikatakan bisa digunakan untuk pemesanan offline, tidak bisa menerima panggilan. Setelah beberapa saat, situs kembali bisa diakses namun sayangnya, pada setiap situs tertulis kursi telah penuh. Walhasil, banyak calon penumpang geram. Mereka kecewa dan mempertanyakan proses penjualan yang dirasa tidak masuk akal.

Melihat hal ini, Pengurus Harian YLKI, Tulus Abadi semakin yakin mengenai adanya percaloan dibalik ludesnya tiket mudik KAI ini. Tulus mengatakan, mafia tiket ini tak lagi dikerjakan oleh perorangan, namun telah beralih kepada agen-agen perjalanan. Sehingga prosesnya lebih profesional ketimbang perorangan.

"Online dibilang akan memudahkan, tapi prakteknya justru memindahkan persoalan. Lalu tiket juga habis dalam waktu sekejab, itu kan tidak masuk akal," ujarnya kemarin. Selain kecurangan yang dilakukan oleh para agen perjalanan, muncul spekulasi lain terkait dalang dibalik ludesnya tiket-tiket lebaran itu. Tulus mencurigai adanya pejabat-pejabat tinggi negeri ini yang juga turut serta berkontribusi.

"Mungkin saja, para anggota DPR dan petinggi lain sengaja memesan untuk anggota keluarga. Sehingga KAI pun harus menyediakan untuk mereka," ungkapnya.

Tulus mengatakan, YLKI telah menerima beberapa keluhan terkait buruknya pelayanan PT KAI ini. Laporan kecurangan penjualan tiket ini telah diterima pihaknya sejak penjualan tiket mudik lebaran dibuka beberapa pekan lalu. Karenanya, pihaknya menuntut PT KAI untuk lebih transparan terhadap penjualan tiket kereta lebaran. PT KAI diminta untuk memperlihatkan berapa jumlah tiket yang disediakan untuk dijual secara online maupun offline.

Selain itu, pihaknya juga meminta agar pemerintah melakukan audit pada sistem IT PT KAI yang sempat down pada hari pemesanan. "Saya kira harus diudit. Mereka seperti tidak siap, padahal mereka tahu dengan fokus pada sistem penjualan online maka segala sesuatu yang berhubungan dengan IT harus disiapkan. Dan nyatanya tidak," tandasnya.

 

Sumber : jpnn.com

0 Komentar

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom yang wajib diisi ditandai dengan tanda *