Ziarah Ke Makam K.H. Asmorosufi, Do’akan Dan Tauladani Perjuangannya

Sebagai wujud penghormatan atas jasa dan pengorbanan para pendiri dan pahlawan Kabupaten Wonosobo, ziarah ke makam pendiri Wonosobo menjadi salah satu acara inti Peringatan Hari Jadi Kabupaten setiap tahunnya.

Demikian disampaikan Wakil Ketua DPRD Wonosobo Achmad Faqih, Jum’at, (18/7/2025) saat ziarah ke makam K.H. Asmorosufi. Sebagai salah satu tokoh pendiri Wonosobo, yang berperan besar membangun Wonosobo sampai akhir hayat, kiprah dan semangatnya harus dikenang dan diteladani.

“Inspirasi dan impian besar mereka menjadi tugas dan kewajiban generasi saat ini untuk mewujudkannya,” ucapnya.

Faqih menambahkan, ziarah ini selain penghormatan, juga sebagai refleksi untuk melanjutkan perjuangan mereka dalam membangun Wonosobo lebih baik. Selain itu, juga sebagai media merenung dan mengambil hikmah dari perjuangan para pendahulu. 

"Kita harus terus menjaga dan melestarikan nilai-nilai yang telah mereka tanamkan. Semangat kebersamaan dan gotongroyong harus menjadi landasan kita dalam membangun Wonosobo," pungkasnya.

Dalam kesempatan tersebut, keturunan generasi ke-8 K.H. Asmorosufi, Gus Achid Mu’afi, menambahkan mengenai sejarahnya.

“Mbah Asmorosufi adalah sosok penyebar Islam yang datang dari lingkungan keraton dan menetap di Bendosari. KH. Raden Asmara Sufhi, yang nama aslinya Raden Ngabei Sutomarti II, merupakan keturunan ke-9 dari Prabu Brawijaya V. Beliau adalah sosok ulama dan pejuang yang mendukung perjuangan Pangeran Diponegoro dalam melawan penjajahan Belanda. Di Bendosari inilah beliau membangun pusat dakwah Islam dan mendirikan masjid serta pesantren yang kemudian menjadi cikal bakal berkembangnya Islam di Wonosobo,” jelasnya dengan penuh semangat.

Gus Achid juga menuturkan bahwa perjuangan K.H. Asmorosufi dilanjutkan oleh anak dan cucunya, yang kemudian menyebarkan dakwah Islam ke berbagai wilayah di Wonosobo. Tradisi khoul beliau terus dilestarikan oleh keluarga besar dan masyarakat setiap tanggal 11 Zulhijah di Masjid Bendosari.

“Sebagai generasi penerus, kami merasa memiliki tanggung jawab untuk menjaga ajaran, nilai perjuangan, dan semangat dakwah beliau. Ziarah ini bukan hanya tradisi, tetapi juga momentum spiritual dan sejarah yang penting bagi kami semua,” pungkas Gus Achid.

Selain di Makam K.H. Asmorosufi, ziarah juga dilaksanakan di Makam K.H. Muntaha Al Hafidz  di Deroduwur Mojotengah, Makam Ki Ageng Wanasaba di Plobangan Selomerto, dan Makam Tumenggung Jogonegoro di Desa Pakuncen Selomerto.

Selain itu, juga ziarah ke Makam Tumenggung Selomanik di Selomanik Kaliwiro, Makam Tumenggung Mangun Kusumodan, Makam Tumenggung Tjokrohadisoerjo di Ketinggring Wonosobo, Makam K.H. R. Abdul Fatah di Sigedong Kepil, dan ziarah ke Makam KRT. Setjonegoro di Desa Payaman Secang Magelang.

0 Komentar

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom yang wajib diisi ditandai dengan tanda *