Anggota Dharma Wanita Harus Aktif Laporkan Adanya Bumil di Lingkungannya
Menurutnya, hal ini harus dilakukan agar tiap ibu hamil mendapatkan perawatan yang baik sekaligus bisa menekan angka kematian ibu dan bayi, serta bisa menjaga agar pasca melahirkan ibu dan bayi tetap sehat.
Di hadapan puluhan anggota Dharma Wanita Persatuan Kabupaten Wonosobo, Ny.Wati berharap, seusai seminar ini bisa membawa bekal pengetahuan seputar perawatan ibu hamil dan bayi yang baru dilahirkan, sehingga mereka bisa melakukan langkah-langkah terpadu untuk membantu ibu hamil tetap sehat sampai habis melahirkan dan bayi tetap mendapat haknya, yakni Air Susu Ibu (ASI) eksklusif, setidaknya sampai usia bayi 6 bulan tanpa makanan tambahan lainnya.
Kepala Seksi Kesehatan Ibu Bidang Kesehatan Keluarga dan Gizi Masyarakat Dinas Kesehatan Kabupaten Wonosobo, Purwani Sami Larasati, saat memberikan materi memaparkan Angka Kematian Ibu melahirkan (AKI) di Indonesia tahun lalu sebanyak 307 per 100.000 kelahiran, yang berarti setiap tahun ada 18.300 kematian ibu, setia bulan ada 1.500 kematian ibu, setiap minggu ada 352 kematian ibu, setiap hari ada 50 kematian ibu dan setiap jam ada 2 kematian ibu.
Di Wonosobo sendiri, tahun lalu Angka Kematian Ibu sebanyak 84,25 perseratus ribu kelahiran hidup, menurun dibanding tahun sebelumnya sebanyak 129,07 perseratus ribu kelahiran hidup. Penyebab kematian ibu di Kabupaten Wonosobo sendiri tahun lalu adalah pendarahan sebanyak 27,27%, infeksi 9,09%, eklampsia 36,36% dan penyebab lain seperti penyakit penyerta 27,27%.
Adapun faktor-faktor penyebabnya adalah faktor eksternal diantaranya terlambat mengenal tanda bahaya dan mengambil keputusan, terlambat mencapai fasilitas kesehatan serta terlambat mendapatkan pertolongan di fasilitas kesehatan. Selain itu faktor internal yang berperan adalah faktor ibu yang punya terlalu muda punya anak atau kurang dari 20 tahun sebanyak 0,3%, terlalu banyak melahirkan atau punya anak lebih dari 3 sebanyak 37%, terlalu rapat jarak melahirkan atau kurang dari 2 tahun sebanyak 9,4% serta terlalu tua atau lebih dari 35 tahun sebanyak 13,9%.
Menurunnya angka kematian ibu sendiri sejalan dengan semakin meningkatnya cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani, yakni meningkat menjadi 112,72% pada tahun lalu dan cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan yang meningkat menjadi 99,53% di tahun 2013.
Sedang kematian bayi sebanyak 13,1 per mil kelahiran hidup. Rata-rata 50% kematian terjadi di 24 jam pertama dan 75% kematian terjadi dalam minggu pertama.
Purwani menambahkan, mengingat komplikasi kehamilan, persalinan dan nifas tidak dapat diduga, maka setiap kehamilan harus dimonitor serta deteksi dini komplikasi sewaktu-waktu. Selain itu ibu hamil harus berada sedekat mungkin dengan sarana persalinan di sarana kesehatan seperti PKD, Polindes, Rumah Bersalin dan Puskesmas. Untuk itu, pihaknya membangun 2 rumah tunggu di daerah terpencil, yakni di Kecamatan Kepil dan Desa Kumejing Kecamatan Wadaslintang, yang dekat dengan fasilitas kesehatan, sehingga ibu hamil bisa tertolong oleh tenaga kesehatan bidan bayi bukan oleh dukun bayi.
Selain itu, ia juga menyarankan kepada keluarga ibu hamil untuk melakukan langkah-langkah persiapan tafsiran persalinan, yakni siapa yang menjadi penolong persalinan, dimana tempat persalinan, siapa pendamping persalinan, kesiapan transportasi persalinan, siapa calon pendonor darah dan apa metode kontrasepsi.
Sedangkan Kepala Bagian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Siti Nuryanah, memaparkan hal-hal yang dilakukan pihaknya beserta stakeholder terkait dalam melindungi korban kekerasan pada anak serta pencegahan kekerasan pada anak, diantaranya melalui keberadaan Pusat Pelayanan Terpadu (PPT) Kabupaten Wonosobo, yang konsen pada penanganan kekerasan yang menjurus pada kekerasan seksual, baik perkosaan, pencabulan maupun pelecehan dan eksploitasi seksual komersial serta permasalahan kasus HIV/AIDS yang terjadi pada anak-anak.
0 Komentar