Antusias Tinggi, Peserta Khitanan Massal Lampaui Target
Ketertarikan mereka tidak lepas dari publikasi yang dilakukan pihaknya melalui radio dan dibantu oleh Pemerintah Kecamatan se Wonosobo. Awalnya sebelum melibatkan mereka, sampai dua hari sebelum kegiatan, baru ada 17 peserta yang mendaftar, namun setelah pihaknya melakukan publikasi, peserta terus bertambah. Bahkan sampai hari pelaksanaan ada tambahan 5 anak dari Kecamatan Garung.
Hal ini menurut Agus, cukup menggembirakan, sebab kegiatan dilakukan tidak berbarengan dengan liburan anak sekolah, sehingga pihaknya memberikan apresiasi kepada semua pihak yang telah membantu penyelenggaraan acara yang bertujuan untuk membantu meringankan beban masyarakat dalam memenuhi kewajiban sebagai seorang Muslim ini.
Kegiatan sendiri, yang digelar sebagai rangkaian peringatan HUT KORPRI, merupakan kerjasama antara panitia HUT KORPRI ke 43 dengan BAZDA Kabupaten Wonosobo dan RSUD Krt.Setjonegoro, yang diselenggarakan rutin tiap tahunnya. Khusus pelaksanaan di RSUD, tahun ini merupakan tahun ke dua. Sebelumnya peserta tidak sebanyak tahun ini, hanya sekitar 80 anak.
Agus menambahkan, melalui khitanan massal yang dilaksanakan sekali seumur hidup ini, keluarga besar KORPRI, ingin memberikan kegembiraan bagi anak-anak yang dikhitan, dengan pemanfaatan zakat, infaq, shodaqoh dari Pegawai Negeri Sipil, anggota KORPRI, BUMD dan institusi lainnya yang dihimpun dan dikelola oleh BAZDA Kabupaten Wonosobo.
Bupati Wonosobo, Kholiq Arif, menyampaikan harapannya agar anak-anak yang dikhitan menjadi anak yang sholeh dan berbakti pada orang tua dan guru, sehingga menjadi anak yang berguna bagi masyarakat, agama dan bangsa. Ia meminta ajang ini bisa menjadi motivasi bagi anak dalam menuntut ilmu setinggi mungkin demi tercapainya cita-cita mereka di masa depan dan bisa tumbuh menjadi generasi yang religius serta punya prestasi yang bisa dibanggakan.
Kabag Kesra Setda Wonosobo, Eko Suryantoro, menyampaikan, selain dikhitan gratis, tiap peserta tahun ini juga mendapat bantuan cuma-cuma dari BAZDA berupa kopiah, sarung, sandal, Al Qur’an, baju koko dan uang saku 200 ribu rupiah. Tenaga medis yang membantu kegiatan ini sebanyak 7 orang, 1 orang dokter anestesi dan sisanya sebagai pelaksana khitan dengan memakai 6 bilik.
Salah satu dokter yang bertugas, Zunaidi Ahmad, menyampaikan semua tenaga medis berasal dari RSUD Krt.Setjonegoro, sedang bantuan obat yang diterima tiap anak berasal dari RSUD.
Zunaidi menambahkan, setelah dianestesi, tiap anak melalui proses khitan selama kurang lebih 15 sampai 20 menit. Sebelum pulang tiap anak dibekali dengan obat-obatan untuk membantu proses penyembuhan mereka, yakni mefentan dan obestan untuk pereda nyeri, toxilin dan entamox sebagai anti biotik, soldextan sebagai anti radang dan alergi, serta iodium poxidon dan kasa steril untuk menutup bekas jahitan. Obat-obatan ini disediakan untuk penyembuhan di rumah selama 5 hari. Namun rata-rata kesembuhan anak-anak tidak lebih dari 3 hari.
Salah satu peserta, Ahmad Afan, siswa kelas 2 SD Serang Kejajar, mengaku senang dan tidak menyangka bisa ikut acara ini. Ia terlihat sangat antusias. Menurut sang ayah, Sumarno, Ahmad bersama satu kawannya, Adi Purnomo, sudah mempersiapkan diri sejak subuh dan berangkat dari rumah pukul 6 pagi. Ditemani perangkat desa Serang, tidak terlihat rasa takut maupun gelisah dari raut muka kedua bocah ini, saat menunggu antrian khitanan massal. Sesekali Ahmad bercanda dan tertawa dengan Adi dan peserta lainnya, bahkan setelah selesai dikhitanpun Ahmad terlihat tersenyum, sebab keinginanya untuk dikhitan sejak lama bisa terwujud. Untuk peserta termuda sendiri, tahun ini Indra dari Sapuran yang masih berusia 6 tahun. Ia bersama sang paman, ikut acara ini, selain si anak ingin dikhitan juga kebetulan Indra mengalami sakit saat buang air kecil, yang dialaminya beberapa hari terakhir. Diharapkan khitan ini bisa menyembuhkan sakit tersebut.
0 Komentar