Banjarnegara Darurat Bencana

 

''Sampai saat ini, jumlah lokasi longsor yang terjadi sepanjang dua hari hari terakhir tercatat terjadi 67 titik dan melanda 30 desa di 12 kecamatan,'' kata Hadi Supeno menerangkan.  

Belum lagi ditambah masih adanya ratusan warga Dusun Pecil Desa Karangtengah Kecamatan Wanayasa yang terpaksa tinggal di pengungsian dan tidak mungkin kembali ke tempat tinggal semula karena struktur tanah yang terus bergerak. 

Dengan status bencana ini, Wabup menyatakan, bukan hanya aparatnya yang harus turun langsung membantu masyarakat yang terkena musibah, juga pemerintah pusat dan provinsi.

Mereka bisa segera memberikan bantuan untuk membantu warga yang tertimpa bencana. ''Dengan skala bencana seperti sekarang ini, Pemkab tidak akan sanggup jika harus mengatasi sendiri,'' katanya.

Bantuan yang dibutuhkan, antara lain kendaraan alat berat yang bisa ditempatkan di daerah wilayah utara Banjarnegara dan juga bantuan genset. Kedua jenis bantuan tersebut, menurutnya sudah dimintakan ke Pemerintah Provinsi Jateng.

''Bila kita mendapat bantuan alat berat, maka alat berat itu akan kita tempatkan di wilayah utara Kabupaten Banjarnegara yang memang rawan longsor. Dengan demikian, bila sewaktu-waktu terjadi longsor, tidak perlu lagi harus didatangkan dari wilayah Kota yang lokasinya cukup jauh,'' katanya.

Sedangkan bantuan genset sangat dibutuhkan bagi warga yang kini mengungsi, dan kemungkinan akan adanya lagi warga yang menugungsi. Seperti di lokasi pengungsian warga Pecil Desa Karangtengah, hingga saat ini pasokan listrik di daerah tersebut masih terputus sehingga bila malam menjadi gelap gulita.

''Kalau ada bantuan beberapa genset, maka genset tersebut akan kita tempatkan di lokasi pengungsian,'' jelasnya. 

Sedangkan bantuan dari pemerintah pusat yang diharapkan Pemkab Banjarnegara, adalah bantuan dana untuk menyiapkan lahan relokasi warga Pecil. ''Kita akan menanggung beban cukup berat, bila anggaran relokasi masih harus kita tanggung sendiri,'' katanya.

Wabup juga menyebutkan, akibat bencana banjir yang melanda kawasan DAS Serayu Kamis (11/12), penyaluran air PDAM bagi pelanggan di wilayah Kota Banjarnegara saat ini terhenti total. 

Hal ini karena sarana pengolahan air PDAM yang berada di wilayah Kecamatan Sigaluh dengan memanfaatkan air Sungai Serayu, mengalami kerusakan cukup parah. ''Untuk itu, kami dari Pemkab juga meminta maaf pada semua pelanggan PDAM,'' katanya.

Wabup masih belum bisa memastikan kapan aliran air PDAM tersebut akan kembali normal. Mengenai jumlah kerugian, Wabup mengaku, hingga saat ini pihaknya masih melakukamn perhitungan. Namun dia memperkirakan, jumlahnya akan cukup besar mencapai miliaran Rupiah.

 

15 Korban Longsor Banjarnegara Ditemukan Selamat

BANJARNEGARA -- Tim Search and Rescue (SAR) gabungan untuk sementara menemukan 12 jenazah korban bencana tanah longsor di Dusun Jemblung, Desa Sampang, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah.

Berdasarkan data Posko Induk Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banjarnegara di Kantor Koperasi Pegawai Republik Indonesia, jumlah korban meninggal dunia yang telah ditemukan sebanyak 12 orang. Tujuh orang di antaranya telah teridentifikasi.

''Sebanyak 15 korban selamat ditemukan dalam kondisi luka-luka,'' sebut laporan Antara mengutip data Posko Induk Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banjarnegara.

Tujuh korban meninggal dunia yang berhasil diidentifikasi, yakni Ruliyah (30), warga Desa Karangkobar; Joko Adi Purnomo (18), warga Desa Gumelar, Karangkobar; Misman (25), warga Desa Gumelar; Sukirno (20), warga Desa Gumelar; Bahrun (70), warga Dusun Jemblung; Andi (30), warga Desa Grogol, Karangkobar; dan Hadi (60), warga Dusun Jemblung.

 

Korban Longsor Banjarnegara, 11 Orang Tewas

BANJARNEGARA -- Tim gabungan dari Tim Reaksi Cepat BNPB, BPBD, TNI, Polri, Basarnas, Tagana, PMI, SKPD, relawan dan masyarakat dikerahkan mencari korban yang tertimbun longsor di Kecamatan Karangsambung Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah. 

Hingga siang ini tim gabungan menemukan 11 orang tewas dan 15 orang selamat. "11 orang luka berat yang dirujuk ke RSUD Banjarnegara dan empat orang luka ringan mendapat perawatan di puskesmas terdekat," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho , Sabtu (13/12).

Diperkirakan sekitar 97 orang masih tertimbun longsor. Dari 11 orang yang meninggal tujuh korban diantaranya sudah teridentifikasi, yaitu Joko Adi P (L/18 th), Sukirno (L/20 th), Miswan (L/25 th), Bahrun (L/17 th), Tutur (L/ - ), Hedi (L/60 th), Hendi (L/ 9 th). 

Saat ini ada 200 jiwa pengungsi di Kecamanan Karangkobar yang ditempatkan di Balai Desa, sedangkan di Kecamatan Wanayasa ada 223 jiwa pengungsi. Menurut Sutopo pencarian dan penyelamatan korban oleh tim SAR gabungan berkejaran dengan cuaca. 

"Potensi hujan tinggi masih berpeluang terjadi sehingga dapat memicu longsor susulan dan menyulitkan pencarian korban. Tim SAR gabungan tetap berprinsip safety first dan menyesuaikan kondisi medan," katanya.

 

Dukung Proses Evakuasi, Relawan Dirikan Dapur Umum

SEMARANG -- Untuk membantu kelancaran proses tanggap darurat atas bencana longsor di Banjarnegara, para relawan dari berbagai daerah terus memobilisasi dukungan.

Para relawan Salatiga Peduli, Ungaran Peduli dan Boja Peduli memberangkatkan tim untuk membuat dapur umum di Desa Sampang, Kecamatan Karangkobar, Kabupaten Banjarnegara.

“Kita akan membantu menyiapkan dapur umum di sekitar Dusun Jemblung, guna mendukung tim SAR yang sudah bekerja di sana,” ungkap Nanang Wawan, Koordinator Salatiga Peduli, Sabtu (13/12).

Ia megatakan, gabungan relawan peduli dari Kota Salatiga, Kabupaten Semarang dan Kabupaten Kendal ini berkekuatan tiga armada logistik dan peralatan dapur umum.

Sejauh ini, tim evakuasi korban di lokasi bencana tanah longsor di Jemblung sudah melibatkan berbagai elemen, seperti BNPB, BPBD Provinsi Jawa Tengah dan Banjarnegara, TNI, Polri, PMI, Relawan hingga warga.

“Karena itu, para relawan peduli dari Salatiga, Ungaran dan Boja ini fokus untuk membantu menyiapkan dapur umum dalam menunjang proses evakuasi di lapangan,” tambah Wawan.

Longsor terjadi di Dusun Jemblung, Desa Sampang, Kecamatan Karangkobar, Jumat (12/12) sore. Sedikitnya 12 korban tewas telah dievakuasi dari bawah material longsoran. Sedangkan paya pencarian ratusan korban lain masih diupayakan oleh regu penolong. 

 

Warga: Longsor Suaranya Keras seperti Air Terjun

BANJARNEGARA -- Sejumlah warga sekitar lokasi tanah longsor Dusun Jemblung, Desa Sampang, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, mengatakan bahwa terjadinya bencana itu sangat cepat.

Sementara salah seorang warga Dusun Krakal, Desa Slatri, Karangkobar, Agus mengatakan bahwa material longsoran yang menimpa puluhan rumah warga Dusun Jemblung hingga akhirnya masuk ke Sungai Petir seperti suara air terjun.

"Suaranya sangat keras seperti air terjun dan ledakan," kata Agus, seperti dikutip Antara, Sabtu.

Menurut dia, longsoran tersebut berasal dari bukit Telaga Lele yang berjarak sekitar 300-400 meter. Ia mengatakan bahwa warga Dusun Krakal yang berada di bawah Dusun Jemblung segera diungsikan karena dikhawatirkan terkena material longsoran.

"Kondisi tadi malam pascalongsor, gelap gulita karena aliran listrik putus," katanya.

Berdasarkan data sementara Posko Induk Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banjarnegara, jumlah korban meninggal dunia yang telah ditemukan sebanyak 12 orang. Tujuh di antaranya telah teridentifikasi. Jumlah korban luka-luka sebanyak 15 orang.

Hingga Sabtu siang, upaya pencarian korban bencana tanah longsor Dusun Jemblung terus dilakukan karena diperkirakan masih banyak warga yang tertimbun material longsoran.

 

Sumber : REPUBLIKA.CO.ID

0 Komentar

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom yang wajib diisi ditandai dengan tanda *