BBM Naik, Omzet Penjualan Batik Pekalongan Melorot 50 Persen
Menurut dia, naiknya harga BBM bersubsidi kini juga telah diikuti dengan kenaikan harga bahan baku batik, seperti kain dan obat batik hingga 10 persen. "Kain sutra semula Rp100 ribu per meter kini naik sekitar Rp110 ribu/ meter. Oleh karena itu, kami harus pandai berupaya bagaimana usaha kerajinan batik ini bisa tetap bertahan di tengah menurunya daya beli masyarakat," katanya.
Beban usaha perajin batik agar bisa tetap bertahan, kata dia, tidak hanya karena dihadapkan persoalan adanya kenaikan harga bahan baku kain, obat batik, dan BBM saja melainkan juga naiknya tarif dasar listrik, pajak, serta upah pekerja. "Biaya operasional batik kian banyak dan membengkak tetapi daya beli masyarakat menurun. Hal inilah yang harus dihadapi perajin batik bagaimana agar usahanya tetap bertahan," katanya.
Menurut dia, untuk mengatasi persoalan yang dihadapi pelaku usaha batik, pemerintah perlu memberikan konpensasi pada dunia perbatikan agar kestabilan usaha mereka tetap terjaga. "Kompensasi itu bisa berupa subsidi bahan baku. Kami berharap pada pemerintah mampu mengatasi persoalan yang sedang dihadapi pelaku usaha batik," katanya.
Sumber : REPUBLIKA.CO.ID
0 Komentar