Desa Rawan Bencana Diberi Opsi Relokasi

 

Menteri Desa Marwan Jafar mengatakan, pemerintah terus berusaha untuk mencegah terjadinya korban wilayah rawan bencana alam. Salah satunya, dengan memindahkan warga desa di lokasi rawan ke lokasi yang lebih aman. Namun, hal tersebut juga membutuhkan kesadaran dari masyarakat.

"Kami terus memberikan penyadaran ke masyarakat desa yang berminat pindah ke lokasi yang aman. Terkait lokasi pemindahan pun tak kami putuskan sendiri. Masyarakat tentu harus dilibatkan dalam pemilihan lokasi sehingga ada kesadaran bersama," jelasnya di Jakarta kemarin (14/12).

Dia menjelaskan, daerah-daerah rawan bencana di Indonesia sudah pasti ada di setiap provinsi. Bahkan, sebagian besar melingkupi desa-desan dan daerah tertinggal. Karena itu, dia terus memberikan perhatian khusus terhadap pencegahan korban bencana alam.  

"Kami tidak menginginkan jumlah rakyat Indonesia yang berduka karena bencana alam semakin bertambah. Apalagi Indonesia akan menghadapi musim penghujan. Sehingga ancaman longsor, banjir, gagal panen, dan masalah-masalah lainnya pasti berimbas ke masyarakat desa. Jangan sampai desa yang sudah terisolir, semakin terpuruk hidupnya. Ini harus dideteksi sejak dini," terangnya.

Namun, Marwan mengaku masih berhati-hati dalam melakukan rencana relokasi. Pasalnya, relokasi desa membutuhkan upaya yang cukup besar. Selain upaya menyadarkan masyarakat, dana yang dibutuhkan untuk membangun infrastruktur di desa baru pun tak mudah. Karena itu, dia harus membandingkan mana opsi yang lebih menguntungkan.

"Upaya relokasi tentu saja kalau memang dibutuhkan.  Misalnya, desa itu memang sudah zona rawan bencana dan tidak produktif. Sehingga, tidak mungkin lagi ditempati oleh penduduk. Tapi, kalau misalnya tak parah, kami bisa memperbaiki desa paska bencana. Yang jelas, korban harus dipastikan bisa dicegah," ungkapnya.

Terkait wacana tersebut, pihaknya pun masih melakukan evaluasi terhadap kemungkinan implementasi. Menurutnya, hal tersebut bakal dikomunikasikan kepada kementerian dan badan terkait.

"Hal ini akan dihitung, dipelajari, dan dipetakan sesuai dengan kebutuhan yang ada," ungkapnya.

Terkait desa yang sudah terdampak, Marwan mengaku bakal memprioritaskan pembangunan desa tersebut. Salah satunya, Desa Karang Kobar yang terdampak longsor Banjarnegara.

Menurutnya, aktivitas warga desa itu harus bisa kembali bergerak secepatnya dan melakukan aktifitas perekonomian.

"Saat mendapat informasi adanya bencana yang menimpa masyarakat perdesaan, kami langsung mengirimkan tim untuk memantau situasi. Saya secara pribadi dan atas nama kementerian sangat berduka atas bencana yang terjadi. Ini benar-benar menjadi persoalan serius yang harus segera kami tangani," ungkapnya.

 

Kirim Tim Pemantau, Cegah Desa Lokasi Bencana Terisolasi, Kementerian DPDTT Akan Prioritaskan Desa Korban Bencana

JAKARTA - Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (KDPDTT) telah mengirim tim ke Banjarnegara, Jawa Tengah guna memantau proses evakuasi terhadap korban bencana tanah longsor sekaligus mengamati kondisi terkini. Menurut Menteri DPDTT, Marwan Jafar, hal yang perlu diantisipasi adalah kemungkinan munculnya bencana susulan dan terisolirnya desa yang tertimpa tanah longsor.

“Ini menjadi persoalan serius yang harus segera kami tangani. Tim akan  memantau penanganan evakuasi dan kebutuhan masyarakat desa dan membuat laporan terperinci untuk bahan evaluasi,” kata Marwan melalui keterangannya ke media, Minggu (14/12).

Marwan menegaskan, kementerian yang dipimpinnya akan memprioritaskan pembangunan di desa yang terkena bencana longsor di Banjarnegara itu. “Agar warga desa itu bisa kembali beraktivitas lagi dan perekonomian bergerak,” tandasnya.

Meski demikian Marwan juga mengingatkan pentingnya pencegahan karena ancaman tanah longsor masih ada. Menteri asal Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu bahkan mulai memikirkan tentang kemungkinan merelokasi warga di desa yang terkena bencana tanah longsor ke lokasi aman.

Marwan menegaskan, pemerintah tentunya tidak akan asal-asalan jika nanti relokasi memang dilakukan. Sebab, lokasi baru untuk warga juga perlu dipikirkan tanpa harus menyusahkan warga. “Masyarakat juga bisa dilibatkan sehingga ada kesadaran bersama,” ujarnya.

Lebih lanjut Marwan mengatakan, Indonesia memang memiliki banyak daerah rawan bencana. Menurutnya, kawasan yang rawan bencana itu sebagian besar ada di desa-desa atau daerah tertinggal.

Karenanya Marwan menegaskan bahwa pemerintah akan memberikan perhatian khusus pada daerah-daerah rawan bencana. Sebab, bencana tidak hanya mengancam jiwa warga tetapi juga penghidupan para penduduknya.

“Kita tidak inginkan semakin banyak rakyat Indonesia berduka karena bencana alamnya sendiri. Ini harus kita antisipasi sejak dini, apalagi akan menghadapi musim penghujan. Sehingga ancaman longsor, banjir, gagal panen, dan masalah-masalah lainnya pasti berimbas ke masyarakat desa,” ujar Marwan.

 

Sumber : jpnn.com

0 Komentar

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom yang wajib diisi ditandai dengan tanda *