"Pada 2020 Indonesia berpotensi menjadi negara yang 'gemah ripah loh jinawi', yakni ketika angkatan kerja produktif memiliki jumlah yang melimpah," kata Joko. 

Menurutnya, pada 2020 diperkirakan akan menjadi permulaan melimpahnya bonus demografi di Indonesia. Rasio ketergantungan akan mengalami penurunan dari angka 50 pada 2010, menjadi 47 pada 2020.

Dalam proyeksi penduduk yang dibuat oleh Pusat Studi Kebijakan dan Kependudukan (PSKK) UGM, ia menyebutkan jumlah penduduk selama 25 tahun mendatang akan terus meningkat, yakni dari 238,5 juta pada 2010, menjadi 304,9 juta pada 2035.

Sementara penduduk yang berusia produktif pada periode tersebut cenderung meningkat pesat. Pada 2030 jumlah mereka mencapai 67,3 persen dari total penduduk, artinya potensi SDM melimpah.

Menurut Joko, jumlah penduduk produktif itu dalam waktu bersamaan juga perlu diimbangi dengan penyediaan kualitas dan kapasitas kerja yang tinggi.

"Salah persiapan hanya akan membuang peluang dan menjadikan mereka (penduduk produktif) sebagai ancaman, karena akan menjadi beban bagi pembangunan," katanya.

Meski demikian, menurut dia, pemerintah juga perlu mengantisipasi melonjaknya jumlah warga lanjut usia atau lansia yang diperkirakan meningkat 100 persen dari 2010 hingga 2035. Jumlah lansia meningkat 4,9 persen atau 11.878.236 jiwa menjadi 10,8 persen atau 32.112.361 jiwa.

"Kelompok lansia atau usia pascaproduktif dapat menjadi potensi sekaligus beban dalam siklus kehidupan manusia secara keseluruhan," kata Joko.

Sumber : REPUBLIKA.CO.ID