Komisi D Tinjau Pelatihan Keterampilan bagi Warga Binaan
Hal ini sekaligus untuk menjaring aspirasi dari para peserta, apa kekurangan dari kegiatan ini, sekaligus program apa yang bisa menjadi keberlajutan dari kegiatan ini.
Pihaknya menekankan pola keberlanjutan program harus menjadi perhatian serius anggota legislatif yang bisa ditindaklanjuti oleh pemerintah melalui dukungan anggaran yang proporsional.
Ia, khususnya dengan anggota komisi D, akan membawa aspirasi ini untuk dibahas di DPRD, sehingga mereka yang saat ini mengikuti pelatihan, akan ada keberlanjutan setelah keluar dari penjara, entah itu melalui bantuan modal atau alat. Harapannya, tidak ada lagi bekas warga binaan yang terlantar dan kembali mengulangi perbuatan melanggar hukumnya. Untuk itu, ia memprioritaskan pengembangan kapasitas SDM dan perluasan lapangan kerja bagi eks warga binaan sebagai salah satu program kerjanya.
Faizun menambahkan, kegiatan semacam ini tidak hanya terbatas bagi warga binaan saja, tapi juga bagi masyarakat penyandang masalah kesejahteraan sosial lainnya, sesuai bidang tugas komisinya, yakni sosial, pendidikan dan kesehatan.
Kepala Dinas Sosial Kabupaten Wonosobo, Agus Purnomo, menyampaikan kunjungan kali ini merupakan tindak lanjut dari kegiatan pelatihan keterampilan bagi warga binaan, PMKS dan difabel, yang sudah memasuki tahun ke tiga. Diharapkan setelah kunjungan ini akan ada peningkatan dukungan, baik program maupun anggaran dari DRPD, sehingga jangkauan dan sasarannya bisa lebih ditingkatkan.
Para warga binaan yang ditinjau anggota DRPD kali ini sendiri merupakan peserta program pelatihan keterampilan yang diadakan Dinas Sosial melalui anggaran perubahan APBD, meliputi kegiatan pelatihan mengemudi mobil dan pembuatan SIM A bagi 18 warga binaan, 18 eks warga binaan dan 6 orang eks barehsos, pelatihan bengkel sepeda motor bagi 15 warga binaan, 8 anak putus sekolah dan 10 anak bermasalah hukum, pelatihan pijat bagi 12 warga binaan, 10 wanita tuna sosial dan 8 orang kelompok rentan, pelatihan tata kecantikan rambut dan wajah bagi 24 orang serta pelatihan menjahit dan keterampilan handycraft bagi 42 warga binaan dan korban tindak kekerasan.
Terkait minimnya fasilitas di RUTAN, seperti yang disampaikan Kepala RUTAN Kelas II B Wonosobo, Ahmad Tohari, diantaranya biaya kesehatan yang hanya satu juta rupiah setahun bagi seluruh warga binaan atau fasilitas olahraga yang minim serta fasilitas kesenian yang tidak ada, pihaknya akan segera berkoordinasi dengan pihak terkait, seperti Dinas Sosial dan Dinas Kesehatan, agar bisa membantu peningkatan dan pengadaan fasilitas tersebut.
Ahmad Tohari juga menyampaikan, saat ini sedikitnya ada 165 warga binaan di RUTAN Kelas II B Wonosobo, dan beberapa diantaranya merupakan titipan kasus perjudian yang semakin marak. Terakhir 8 orang dari Sambon yang terkena kasus perjudian dititipkan di tempatnya.
Untuk itu ia minta dukungan DPRD, sebagai bahan koordinasi ke kepolisian dan kejaksaan, agar ada pemberatan bagi terpidana kasus perjudian sebagai efek jera sekaligus menekan angka pesakitan akibat judi, yakni pemberlakukan hukuman maksimal 8 bulan sesuai pasal 303 KUHP.
Ahmad Tohari juga menyampaikan apresiasi dan ungkapan terima kasih, atas bantuan pelatihan keterampilan bagi warga binaan, sebab hal ini akan meningkatkan life skill mereka, sekaligus mereka punya bekal keterampilan setelah keluar dari RUTAN. Selain keterampilan-keterampilan tersebut, secara swadaya pihaknya bersama warga binaan juga mengembangkan potensi pertanian melalui pemberdayaan lahan yang ada di sekitar RUTAN, dengan menanam tomat, cabe pedas dan kubis. Akhir bulan kemarin saja, pihaknya berhasil memanen 8 kuintal tomat dan 2 kuintal cabe pedas.
0 Komentar