Ditemui di sela-sela pelatihan, Senin 7 Juli 2014, Ruliyanto menjelaskan, bahwa adanya waktu libur selama hampir 3 minggu bagi para pelajar memang sudah selayaknya diisi dengan kegiatan-kegiatan positif. Selain demi menghindari terlewatkannya waktu untuk sekedar berhura-hura, keikutsertaan anggota Gentira dalam acara pelatihan budidaya jamur tersebut juga dimaksudkan untuk menambah wawasan dan pengetahuan, serta menumbuhkan jiwa enterpreneurship mereka. Melalui pelatihan, yang mengajarkan bagaimana cara memilih media yang bagus untuk jamur, beserta komposisi yang telah tepat, Gentira juga berupaya mengajak warga Kebrengan untuk mampu mengembangkan potensi lokal setempat. Ulil Azmi, tutor yang juga praktisi dalam budidaya jamur yang diundang dalam pelatihan tersebut juga mengajarkan peserta mengenai  cara-cara membuat baglog jamur tiram, serta tahap pasteurisasi media, hingga pemberian bibit jamur ke media.

Kepala Desa Kebrengan, Supyan, beserta Ketua TP PKK Desa, Ny Sri Windarti, yang turut hadir dalam pelatihan mengaku sangat bangga dengan kiprah anak-anak muda yang tergabung dalam Gentira. Menurut Supyan, eksistensi gentira dengan segala upaya mereka untuk ikut serta membangun desa sangat layak mendapat apresiasi khusus, mengingat mereka jugalah, yang kelak akan meneruskan tongkat  estafet kepemimpinan Desa Kebrengan di masa mendatang.

Senada, Ulil Azmi selaku instruktur pelatihan pun menilai, bahwa budidaya jamur tiram yang membutuhkan disiplin tinggi, ketelatenan, keuletan serta semangat pantang menyerah sangat sesuai dengan karakter remaja gentira. Menurut Ulil, adanya sikap–sikap tersebut akan menjadi modal berharga bagi keberhasilan dalam usaha budidaya jamur tiram di Desa Kebrengan. Selain nilai ekonomi yang tinggi, Ulil mengungkap berbagai kelebihan budidaya jamur tiram, antara lain manfaat bekas media jamur untuk beternak cacing, hingga dijadikan kompos untuk menyuburkan tanaman.