Menteri Ketenagakerjaan Resmikan Jembatan Gantung Slukatan

 

Pembuatan jembatan yang mampu menahan beban 8 Ton dan tahan 30 tahun ini sendiri merupakan pilot project program padat karya berbasis lokal yang didampingi langsung oleh organisasi buruh internasional (ILO) di lima wilayah yaitu, Wonosobo, Bantul, Nganjuk, Jombang dan Kabupaten Pandeglang. Selain sebagai akses antar desa, proses pembangunanya bertujuan untuk mengurangi pengangguran di daerah dengan adanya padat karya yang memanfaatkan tenaga kerja lokal. Sehingga dengan adanya pembangunan jembatan ini diharapkan bisa meningkatkan kesejahteraan dan mempermudah akses masyarakat setempat untuk melakukan aktifitas keseharianya.

Kepala Disnakertrans Wonosobo, Gatot Hermawan, menambahkan, pada tahun anggaran 2014 kemarin, Kabupaten Wonosobo menerima tiga kegiatan yang bersumber dari dana APBN Kementerian Ketenagakerjaan RI, yakni kegiatan infrastruktur perdesaan padat karya berbasis sumberdaya lokal berupa pembangunan jembatan gantung di desa Slukatan, kegiatan pengembangan pemberdayaan masyarakat melalui padat karya produktif di desa Slukatan dan kegiatan pemberdayaan masyarakat melalui teknologi tepat guna juga di desa Slukatan.

Untuk kegiatan infrastruktur perdesaan padat karya berbasis sumberdaya lokal berupa pembangunan jembatan gantung di desa Slukatan yang diresmikan Menteri hari ini, menyerap 120 orang tenaga kerja yang bekerja bergiliran selama 105 hari. Setiap hari melibatkan 40 orang tenaga kerja atau setara dengan 4.200 hari orang kerja (HOK). Total anggaran yang dikeluarkan sebesar 506,160 juta rupiah yang digunakan untuk biaya upah tenaga kerja sebesar 257,250 juta dan sisanya untuk biaya material pondasi serta peralatan kerja.

Sedangkan untuk kegiatan kegiatan pengembangan pemberdayaan masyarakat melalui padat karya produktif, berupa pengembangan budidaya singkong pada lahan seluas 1,5 hektar, yang melibatkan 66 orang tenaga kerja selama 15 hari atau setara 990 hari orang kerja (HOK) dengan anggaran senilai 174,655 juta yang digunakan untuk biaya upah tenaga kerja sebesar 55,125 juta dan sisanya untuk biaya material, peralatan serta sarana usaha. Dan untuk kegiatan pemberdayaan masyarakat melalui teknologi tepat guna juga di desa Slukatan, berupa pengembangan usaha tepung mokaf dengan anggaran sebesar 103,275 juta yang dipakai untuk pelatihan teknis pembuatan mokaf dan pengembangan usaha mokaf serta pemberian bantuan sarana usaha. Sementara untuk dana APBD juga dikucurkan melalui kegiatan padat karya infrastruktur berupa pelebaran jalan dan perkerasan jalan (rolak).

Bupati Wonosobo, Kholiq Arif, menyampaikan Desa Slukatan dulunya merupakan master kopi yang dikenal sampai Belanda. Pada abab 18 dan 19 pernah dibuat master plan jalur kereta api yang menghubungkan Wonosobo Cilacap untuk pengangkutran kopi Slukatan. Namun sekarang kopi slukatan sudah tidak berproduksi bahkan perkebunannya. Untuk itu ia berharap adanya jembatan ini sedikit banyak bisa membangkitkan lagi semangat warga untuk menghidupkan lagi kopi asli Slukatan. Hal tersebut disambut baik oleh Menteri Hanif, dan diharapkan warga bisa aktif menghidupkan lagi kopi yang bisa menjadi trade mark Slukatan bahkan Wonosobo.

Dalam kesempatan tersebut, Hanif juga mengukuhkan regu perawat jembatan yang berasal dari warga setempat serta melakukan penanaman pohon ayoman berupa damar di seputar jembatan.

 

 

0 Komentar

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom yang wajib diisi ditandai dengan tanda *