Pemuda Wonosobo Harus Punya Karakter Positif
Maya meminta agar pemuda dengan berbagai karakteristiknya memiliki peranan dan fungsi yang sangat strategis dalam kehidupan bernegara dan bermasyarakat. Setidaknya ada tiga peran dan fungsi pemuda, yakni sebagai agen perubahan, kontrol sosial dan kekuatan moral masyarakat.
Sebagai agen perubahan, pemuda dituntut bukan hanya menjadi bagian dari perubahan saja, melainkan pencetus perubahan itu sendiri, yang punya tanggung jawab besar dalam membuat perubahan-perubahan mendasar dalam masyarakat. Apalagi saat ini dinamika masyarakat begitu cepat berubah seiring perubahan global. Dalam konteks ini, pemuda dapat memfungsikan diri melalui sikap kritis, semangat berubah dan ide-ide cerdasnya mengatasi permasalahan dalam masyarakat.
Sedangkan peran pemuda sebagai kontrol sosial, terjadi ketika ada yang tidak beres atau ganjil dalam masyarakat dan pemerintahan, seperti adanya kasus hukum, korupsi, dan pendidikan yang merajalela dalam kehidupan berbangsa bernegara. Hal inilah potret mengapa pemuda sebagai anak bangsa harus bertindak dengan ilmu dan kelebihan yang dimilikinya.
Sementara sebagai kekuatan masyarakat, secara moralitas pemuda harus mampu bersikap dan bertindak lebih baik dari yang lainnya karena mereka mempunyai latar belakang sebagai kaum intelektual, dimana mereka mengatakan yang benar itu adalah benar dengan penuh kejujuran, keberanian, dan rendah hati. pemuda juga dituntut untuk peka terhadap lingkungan sekitarnya dan terbuka kepada siapa saja.
Maya menambahkan, pendidikan karakter memerlukan pembiasaan, seperti pembiasaan untuk berbuat baik, pembiasaan untuk berlaku jujur, ksatria, malu berbuat curang, malu bersikap malas atau malu membiarkan lingkungannya kotor, sebab karakter tidak terbentuk secara instan, tapi harus dilatih secara serius dan proporsional agar mencapai bentuk dan kekuatan yang ideal, dan selanjutnya bisa menumbuhkan semangat dan motivasi dalam diri pemuda Wonosobo untuk bangkit bergerak menjadi pribadi-pribadi yang berkarakter positif, dan bersama-sama ikut membangun kehidupan masyarakat Wonosobo yang lebih maju dan sejahtera.
Dihadapan sedikitnya 150 peserta, yang berasal dari pelajar SMA/SMK/MA se Wonosobo, unsur Karang Taruna dan pondok pesantren, Dosen AKMIL Magelang, Letkol.Arm.Joko Purnomo, saat menjadi narasumber menyampaikan, setiap pemuda harus punya pemahaman terhadap wawasan kebangsaan sehingga bisa meningkatkan semangat bela negara dan peduli pada tanah air.
Nilai dasar bela negara yang perlu dimiliki dan dikembangkan oleh tiap pemuda diantaranya semangat cinta tanah air meski sedang dalam kondisi apapun, kesadaran hidup berbangsa dan bernegara, yakin akan Pancasila sebagai ideologi negara, rela berkorban untuk bangsa dan negara, serta memiliki kemampuan awal bela negara.
Joko menambahkan, pemuda sebagai warga negara harus mencintai tanah air sebagai ruang hidup dalam jalankan kehidupannya dengan mengenal dan mencintai tanah air Indonesia, mencintai dan melestarikan lingkungan hidup serta menjaga nama baik dan mengharumkan tanah air.
Ketua PGRI Wonosobo, Mustangin, menyampaikan jika bangsa Indonesia ingin tetap bersatu dalam wadah negara Kesatuan Republik Indonesia, semakin kokoh dan teguh berdiri di tengah-tengah bangsa lain di dunia, keinginan saja bukanlah suatu jaminan.
Harus ada upaya yang secara sadar dilakukan oleh seluruh bangsa Indonesia, utamanya pemuda, untuk memelihara dan mengembangkan faktor-faktor yang dapat memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa serta upaya-upaya untuk mencegah faktor-faktor yang dapat menghambat bahkan memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa.
Mustangin menambahkan, dalam menumbuhkembangkan wawasan kebangsaan ada dimensi pemeliharaan, pencegahan, dan pengembangan. Faktor-faktor yang dapat memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa adalah peluang-peluang yang harus dipelihara dan dikembangkan, sedang faktor-faktor yang dapat menghambat bahkan memecah belah persatuan dan kesatuan adalah hambatan-hambatan yang harus dicegah. Hal ini yang menjadi tantangan dalam pembinaan wawasan kebangsaan dewasa ini.
0 Komentar