Pewara Idealnya Punya Penguasaan Bahasa Memadai
Menurutnya pewara yang baik harus punya penguasaan bahasa yang memadai, yakni dapat memilih kata-kata yang tepat, pengucapan kata yang benar termasuk pengucapan nama, pangkat, gelar, jabatan serta nama-nama atau istilah dalam bahasa asing, punya artikulasi yang jelas serta harus menghilangkan aksen daerah dengan memakai bahasa Indonesia yang baik dan benar.
Selain itu pewara yang baik harus sehat jasmani maupun rohani dan tidak mengalami gangguan dalam berbicara, serta punya persiapan fisik yang memadai, seperti punya rasa percaya diri, berpenampilan menarik, punya rasa humor dan penyabar, cepat berpikir dan tanggap akan situasi serta berwibawa tetapi tidak menakutkan.
Novi menambahkan pewara juga harus mempersiapkan materi acara agar penyebutan urutan pejabat yang hadir dimulai dari yang tinggi kedudukannya dan urutan sambutan pejabat yang hadir dimulai dari yang terendah kedudukannya diakhiri dengan yang tertinggi. Selain itu pewara dianjurkan tidak memberikan komentar terhadap sambutan-sambutan dari pejabat maupun penceramah.
Yang terpenting pewara sebagai bagian dari public speaking harus memakai body language secara tepat dengan metode penyampaian yang sistematis dan tepat sasaran, serta pelaksanaan yang menyakinkan, feeling serta finishing touch yang tepat.
Kabag Umum Setda Wonosobo, Agus Wibowo, menyampaikan kegiatan yang diikuti sedikitnya 78 PNS dari beberapa SKPD dan aparat Pemerintah Kecamatan ini bertujuan agar dalam membawakan acara formal maupun non formal bisa menyampaikan dengan baik dan mudah dimengerti serta bisa menghidupkan suasana.
Sementara Sekretaris Daerah Wonosobo, Eko Sutrisno Wibowo, saat membuka acara menyampaikan apresiasi kepada tim Pengabdian pada Masyarakat Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada yang telah berinisiasi memberikan materi pewara yang baik bagi aparatur sipil. Hal ini diharapkan bisa memberikan dampak positif bagi PNS dalam membawakan satu materi acara sehingga acara bisa berjalan dengan baik, dan mereka tidak asal berbicara dalam membawakan acara. Selain itu pelatihan ini bisa dimaknai sebagai sebuah cara dan seni berbicara di depan khalayak umum yang sangat menuntut kelancaran berbicara, kontrol emosi, penguasaan bahan yang akan dibicarakan, kemampuan untuk mengendalikan suasana, pemilihan kata dan nada bicara yang tepat.
Ia juga berharap, setelah kegiatan ini, materi yang diberikan bisa dipraktekkan dengan baik di tiap-tiap SKPD, sehingga tidak harus bergantung dengan MC atau protokol yang ada di Bagian Umum Setda.
0 Komentar