Tingkatkan Kemampuan Berbahasa Jawa, DIKPORA Gelar Lomba Debat Bahasa Jawa Bagi Guru
Pihaknya memandang perlu dan penting hal ini, agar penggunaan bahasa, sastra dan aksara Jawa semakin melekat dalam kehidupan sehari-hari, sehingga masyarakat Jawa Tengah pada umumnya dan Wonosobo pada khususnya, tidak kehilangan kepribadiannya, apalagi Bahasa Jawa merupakan bahasa ibu bagi masyarakat Jawa Tengah.
Untuk itu, pihaknya berencana akan membuat surat edaran kepada semua instansi, baik jajaran guru dan SKPD, satu hari dalam sepekan, yakni hari Kamis, akan diterapkan wajib memakai bahasa Jawa dalam percakapan di kantor. Bahasa Jawa yang dipakai, untuk permulaan, tidak harus kromo atau bahasa Jawa halus, namun ngoko atau tingkatan bahasa Jawa terendah juga diperbolehkan. Untuk selanjutnya, setelah jadi kebiasaan, bisa ditingkatkan menjadi bahasa Jawa kromo.
Sekretaris Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga, Margiono mengungkapkan, peserta kali ini diikuti oleh 15 tim dari 15 kecamatan, yang merupakan perwakilan tiap UPTD DIKPORA Kecamatan. Tiap tim terdiri tiga orang, yang berasal dari unsur guru SD, SMP dan SMA. Ketiga satuan pendidikan ini wajib ada, sebagai bentuk keterwakilan jenjang pendidikan dasar dan menengah, dan tidak harus guru Bahasa Jawa saja yang ikut. Tiap tim harus menyiapkan 1 orang sebagai juru bicara yang bertugas sebagai penyampai paparan, 1 orang sebagai penyanggah dan 1 orang pengambil simpulan. Peserta tahun lalu tidak diperkenankan mengikuti kembali, sehingga akan lebih ada pemerataan peserta.
Adapun unsur penilaian, yang dilakukan oleh 4 juri dari PERMADANI Kabupaten Wonosobo, meliputi unggah-ungguh basa, ekspresi atau patratap dan pasemo, keterampilan berbahasa, penguasaan materi serta kesesuaian busana yang dipakai. Selama 10 menit setiap tim diwajibkan untuk melakukan paparan awal, menjawab sanggahan dari tim lawan dan menyampaikan sanggahan kepada tim lawan sesuai tema yang diambil acak oleh tiap tim.
Mergiono menambahkan, ada 6 tema yang dipersiapkan yakni tema pakulinan ngginakaken basa jawi wonten pasrawungan lare, internet/TI pangaribawanipun tumrap siswa ing pawiyatan, awisan siswa mbeta HP dhateng sekolah, cakcakipun pendidikan karakter tumrap siswa ing pawiyatan, KAPA (Kesatuan Aksi Pelajar Antinarkoba) mbentengi para siswa saking bebayaning narkoba dan cakcakanipun kurikulum 2013 ing pawiyatan.
Salah satu peserta, Purwati, dari SMP 2 Watumalang, mengaku senang dan bangga diadakannya kegiatan ini. Hal ini didasari keprihatinannya pada pergaulan anak jaman sekarang, yang kurang unggah ungguh atau tata karma, yang salah satu penyebabnya, dimungkinkan kurang mengenalnya mereka dengan bahasa Jawa. Sebab menurutnya dalam bahasa Jawa sarat dengan pendidikan budi pekerti, etika dan norma kepribadian yang lekat dengan kehidupan sehari-hari. Namun sayangnya anak jaman sekarang, yang dimungkinkan juga oleh kebiasaan dengan orang tuanya, jarang berbahasa Jawa dalam kehidupan sehari-hari. Ia berharap kegiatan ini rutin diadakan, sehingga membuka wawasan dan kemampuan guru dan masyarakat umum dalam berbahasa Jawa.
0 Komentar